Madania.co.id, Selandia Baru- Pemilik Barber Shop Wasseim Alsati, yang selamat dari serangan teror masjid Christchurch, Selandia Baru, menjadi sasaran para pengacau.
Pada saat tragedi 15 Maret 2019 itu, Wasseim Alsati dan putrinya, yang baru berusia 4 tahun, selamat atas serangan itu namun mereka menderita beberapa luka tembak.
Selang beberapa waktu, Alsati membuka kembali tempat pangkas rambutnya, Wass ‘Barbers di pusat kota pada September 2020, untuk pertama kalinya sejak penembakan.
Tetapi saat dia tiba untuk bekerja pada Selasa pagi (23/03), dia menemukan vannya dipenuhi grafiti, yang dia khawatirkan bermotivasi rasial, seperti dilansir nzherald.co.nz (23/03/21).
Dia memberi tahu jurnalis Chris Lynch di Newstalk ZB bahwa inilah waktunya untuk kebaikan.
“Jika kamu sangat membenci kami, datang saja dan mengobrol dengan kami. Kami tidak ingin menyakiti siapa pun. Kami hanya datang ke sini untuk hidup dan kami hanya ingin menyesuaikan diri dengan baik dalam masyarakat ini,” tutur Alsati.
Alsati mengatakan, pagi ini dia menerima telepon dari seorang klien yang memberi tahu dia tentang vandalisme itu.
Dia mengatakan truk itu disemprot dengan “kata yang sangat sulit dan buruk” dengan beberapa pola dan angka yang dia yakini terkait dengan supremasi kulit putih.
“Ini cukup menakutkan dan mengecewakan. Saya tidak tahu harus berkata apa,” tambah Alsati. (dzk)
Discussion about this post