Madania.co.id – Dilihat dari kegunaan antropometri kit bagi balita di posyandu. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyerahkan 358 antropometri kit melalui Dinas Kesehatan (Dinkes).
Antropometri kit ini adalah alat ukur dimensi, berat, volume untuk tubuh manusia atau pertumbuhan tubuh pada bayi (balita). Alat ini digunakan sebagai indikasi agar mengetahui asupan gizi pada balita.
Selain itu antropometri kit juga dapat berperan penting dalam mendeteksi stunting pada anak. Dengan berstandar Kemenkes (Kementerian Kesehatan).
Serta mengacu pada Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) No. 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Maka dari itu orang tua bisa mengetahui serta siap siaga ketika adanya gejala stunting pada anak, karena telah di di cek dari usia balita.
Dalam upaya pencegahan stunting, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan arahan agar tiap daerah bisa mengajukan kebutuhannya kepada pemerintah pusat.
Terkait stunting, Yunimar menyampaikan, di Kota Bandung terjadi penurunan dari awalnya 26,4 persen, kini menurun menjadi 19,4 persen.
“Penurunan stunting cukup besar, dari 26,4 persen menjadi 19,4 persen. Terimakasih atas kolaborasinya, kita ingin mengurangi stunting seusai Intruksi Presiden menjadi 14 persen,” katanya Yunimar sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung.
Hal yang penting perlu diketahui, bahwa standar alat pengukur ini untuk mendeteksi stunting pada anak yang digunakan sebagai rujukan bagi petugas kesehatan.
Berguna dalam mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi.
Untuk anggaran, 1 paket alat ukur terdiri dari 5 macam alat ukur dengan merogoh gocek Rp7,6 juta.
“Satu setnya senilai Rp7,6 juta. Jadi kalau 358 unit sekitar Rp2,6 miliar. Kalau tahun ini (2023) Rp 2,2 miliar,” bebernya.











Discussion about this post