Madania.co.id, AS- Peninjauan Hukum di Stanford Law School baru-baru ini memilih presiden Muslim pertama mereka asal Iran-Amerika.
Daniel Khalessi (22) telah terpilih sebagai Presiden Peninjauan Hukum Stanford (SLR) pada November tahun lalu, namun baru dilantik pada bulan kemarin, seperti dilansir About Islam (26/02/21).
Khalessi lulus sarjana di Universitas Stanford dan menerima gelar B.A dalam jurusan Hubungan Internasional dengan mendapatkan Penghargaan dari Pusat Keamanan dan Kerjasama Internasional (CISAC) dan Sertifikat Studi Iran pada tahun 2013.
Saat di Stanford, dia pernah magang untuk menjadi Duta Besar Susan Rice di PBB dan di Kantor Departemen Keuangan AS-Timur Tengah Afrika Utara, juga pernah mengemban ilmu di Oxford.
“Perjalanan saya di sini adalah bagian dari kisah yang lebih besar dari SLR, di mana dua puluh lima mahasiswa Stanford Law School meluncurkan SLR Volume pertama pada tahun 1948, ” katanya kepada SLR.
“Meninjau pendiri review undang-undang ini, kehadiran saya di sini sangat kecil kemungkinannya. Melihat saya putra imigran Iran, ayah saya meninggal saat saya berumur sembilan tahun.”
“Dan saya harus memahami siapa saya saat kecil yang tumbuh setelah serangan 11 September dan ketegangan antara negara saya dan negara warisan saya.”
“Gagasan menjadi presiden Muslim asal Iran-Amerika pertama dalam 74 tahun sejarah SLR benar-benar asing bagi saya. Saya berharap pemilihan saya menunjukkan beberapa tingkat kemajuan,” jelas Khalessi.
Stanford Law School
Stanford Law School menjadi salah satu institusi pendidikan dan beasiswa hukum terkemuka. Alumninya adalah salah satu pengambil keputusan paling berpengaruh di bidang hukum, politik, bisnis, dan teknologi tinggi.
Anggota fakultas selalu ikut andil berdebat di depan Mahkamah Agung, bersaksi di depan Kongres, menghasilkan beasiswa hukum dan analisis empiris yang luar biasa, serta berkontribusi secara teratur kepada pers nasional sebagai pakar hukum dan kebijakan.
Sebelum Khalessi, Peninjauan Hukum Harvard Law School baru-baru ini juga memilih presiden Muslim pertamanya, Hassaan Shahawy.
Hal itu menambahkan serangkaian keanekaragaman yang patut diperhatikan bagi jurnal hukum bergengsi di AS. (dzk)
Discussion about this post