MADANIACOID-Flexing merupakan fenomena yang umumnya terjadi di media sosial. Orang-orang memamerkan apa yang dimilikinya kepada publik dengan berbagai tujuan.
Menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah tindakan untuk menunjukkan sesuatu yang kalian miliki atau raih, akan tetapi dengan cara yang dianggap orang lain tak menyenangkan. Lalu, menurut kamus Merriam Webster, flexing adalah tindakan memamerkan sesuatu yang dimiliki secara pribadi dengan cara lebih mencolok.
Meski begitu, untuk saat ini fenomena flexing juga kerap digunakan sebagai alat marketing suatu perusahaan. Dimana proses tersebut adalah sebagai bentuk aktivitas mengirimkan sinyal marketing atau market signaling.
Alasan Orang Melakukan Flexing
Dikutip dari gooddoctor.co.id, berikut ini beberapa alasan seseorang melakukan flexing.
1. Membutuhkan pengakuan
Seseorang yang memamerkan sesuatu di media masa biasanya haus akan pengakuan dari orang lain dan ingin dinilai hebat.
2. Ingin diterima di lingkungan pertemanan
Flexing sebenarnya bentuknya beragam, tidak melulu soal pamer harta di media sosial. Dengan menunjukkan kehebatannya, maka ia berharap dapat menjadi bagian dalam pertemanan tersebut.
3. Insecure
Rasa tidak percaya diri kerap kali membuat seseorang akhirnya menutupi dengan cara memamerkan segala hal yang dimilikinya.
4. Sedang memiliki masalah
Contohnya, saat seseorang sedang mengalami kesulitan bisnis berusaha menutupinya dari orang lain dengan melakukan Flexing.
5. Kebiasaan sejak kecil
Kepribadian saat masih anak-anak memang akan mudah terbawa hingga dewasa.
Dampak Negatif Flexing
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari prilaku ini dilansir dari ruangmenyala.com, yaitu:
1. Mengancam privasi data pribadi
Contohnyalnya saat plat mobil yang tidak sengaja terlihat ketika seseorang memamerkan mobil mewah di media sosial, bisa menjadi senjata bagi orang jahat untuk melacak data pribadi.
2. Menurunkan self esteem
Ketika kita bisa menunjukkan hal yang terlihat lebih di antara teman-teman atau lingkungan, maka validasi pun akan didapat. Namun, saat berada di posisi sebaliknya, justru bisa menimbulkan rasa insecure atau rendah diri.
3. Mendorong kebiasaan konsumtif
Demi menuruti gengsi dan mendapatkan validasi, tentu orang tersebut harus terus-menerus menggunakan uang untuk membeli barang mewah, sehingga mereka berprilaku konsumtif.
4. Sulit mendapatkan teman
Orang-orang yang suka melakukan flexing umumnya akan terkena stereotip buruk yakni kurang memiliki empati. Hal ini didukung dengan salah satu penelitian di Jurnal Social Psychology and Personality Science yang menyebutkan bahwa orang-orang cenderung lebih memilih teman dengan tampilan biasa daripada mewah.
5. Mengganggu Kepribadian
Dalam buku The High Price of Materialism yang ditulis oleh Knox College, disebutkan bahwa salah satu efek dari flexing culture adalah dapat membuat seseorang lebih kompetitif, kurang empati sehingga mengganggu kepribadiannya sendiri.
Discussion about this post