MADANIACOID.- Untuk kali ketujuh Bandung Contemporary Art Award (baCAA) kembali hadir dengan berbagai karya komtemporer dari perupa Indonesia.
Sejak tahun 2010, BaCAA yang dikelola oleh Artsociates bersama Lawangwangi Creative Space ini telah menjadi stimulus dan perkembangan sebagai barometer karir para perupa komtemporer Indoensia dalam dunia seni regional maupun Internasional.
Ini menunjukkan BaCAA tidak hanya menarik dalam kegiatan, akan tetapi BaCAA menarik seniman muda dalam seni kontemporer,” ujar Perupa Seni Kontemporer Indonesia FX Harsono
saat menjadi juri penganugerahan Seventh BaCAA di Lawangwangi Creative Space Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (12/8/2022).
Menurutnya pengenalalan seni komtemporer khusunya pada anak muda menjadi penting. Karena mereka sangat berpotensial menjadi seniman muda kedepannya.
“1975, saat itu saya masih menjadi mahasiswa. Awalnya dari bandung Mahasiswa ITB Sejak itu perkembangan seni kontemporer berkembang di Indonesia,” ujarnya.
Harsono mengaku sudah sejak dahulu mengamati perkembangan seni kontemporer mulai dari pertama di Institut Teknologi Bandung (ITB)
“Saat ini seni kontemporer telah berkembang ke berbagai wilayah, seperti, Surabaya, Jogja, Jakarta dan Bali.
Menurutnya, seni kontemporer perlu dikembangkan lebih luas lagi, tidak hanya di dunia pendidikan saja, akan tetapi bisa dengan membentuk komunitas seni dan sebagainya.
“Karena Pendidikan saat ini tidak menampilkan seni kontemporer. Mara kita kembangkan seni dengan sendirinya,” Pungkasnya.
Perempuan pengkaji seni
Dalam malam penganugerahan Seventh BaCAA, dari lima karya yang ditampilkan, terpilih tiga karya terbaik dan mendapatkan hadiah 100.000.000, Residensi seni di intermodes, la Rochelle, Perancis and Art trip ke seni rupa internasional.
Perempuan pengkaji seni menjadi yang terbaik dan berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar 100.000.000
Adapun dewan juri dalam penganugerahan
BaCAA adalah FX Harsono, Tom Tandio, Aaron Seet, Evelyn Halim dan Wiyu Wahono. (***)
Discussion about this post