Madania.co.id, Jakarta – Terkait aksi penyerangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan seseorang perempuan berinisial ZA (25), Rabu (31/3) lalu. Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono memastikan bahwa jenis senjata yang digunakan ZA merupakan jenis Air Gun berkaliber 4,5 MM.
Hal itu dipastikan setelah melakukan pendalaman dan pengecekan dari uji labfor atas sejumlah barang bukti yang ditemukan dari jasad pelaku teror tersebut.
“Dari hasil pengamatan gambar senjata yang dipergunakan pelaku jenis pistol Air Gun BB bullet call 4,5mm,” ujar Argo, dalam keterangannya, Jumat (2/4/2021).
Selain itu, Argo menyatakan bahwa, aparat kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan soal asal-usul senjata Air Gun tersebut bisa didapatkan oleh pelaku.
Apalagi, saat ini pelaku telah meninggal dunia karena aksi terornya tersebut. Sehingga, diperlukan pendalaman untuk mengetahui darimana senjata itu diperoleh.
“Asal senjata masih diselidiki. Karena yang bersangkutan sudah meninggal,” ujarnya.
Sekedar informasi, senjata Air Gun ini menggunakan gas Co2 sebagai pendorong peluru. Co2 penggunaannya ditancapkan dan dipasang pada bagian popor senjata.
Air Gun sendiri adalah salah satu jenis senjata angin. Mekanisme yang digunakan untuk menembak memanfaatkan tekanan angin. Hal yang sama bisa ditemukan pada senapan angin atau airsoft gun.
Tetapi, dalam hal perbedaannya yaitu untuk Air Gun angin yang digunakan adalah karbon dioksida atau CO2. Peluru yang digunakan juga berbentuk bola kecil atau gotri yang terbuat dari logam. Beda dari airsoft gun yang menggunakan peluru dari plastik yang lebih ringan.
Dengan begitu, air gun lebih memiliki kekuatan dan lebih berbahaya ketimbang airsoft gun. Jika ditembak dari jarak dekat, air gun bisa melukai atau bahkan mematikan orang.
Sebelumnya diberitakan, polisi menembak mati satu terduga teroris yang diduga hendak menyerang Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) sore. Adapun, terduga teroris itu berjenis kelamin perempuan berinisial ZA.
Dari tangan ZA, ditemukan sebuah pistol dan map berwarna kuning. Ia diyakini terafiliasi dengan kelompok ISIS. Hal tersebut, ditandai dengan adanya unggahan ZA di media sosial.
ZA merupakan warga Ciracas, Jakarta Timur, berusia 25 tahun. Dia pernah kuliah namun drop out di semester 5. (mrf)
Discussion about this post