MADANIACOID – Menilik curah hujan yang masih cukup tinggi dan terus menerus tentunya patut diwaspadai karena dapat membuat Jalur KA terendam atau amblas, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung telah siaga dengan memetakan daerah-daerah Pemantauan Khusus di wilayah kerja Daerah Operasi 2 Bandung. Setidaknya terdapat 73 titik Daerah pemantauan khusus baik banjir, longsor, jembatan dan kontur tanah labil maupun amblas.
Executive Vice Presiden KAI Daop 2 Bandung, Dicky Eka Priandana mengatakan daerah pemantauan khusus di sepanjang jalur KA. “Mengingat intensitas hujan yang meningkat di beberapa hari terakhir, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA, Mengingat jumlah perjalanan 164 KA di Wilayah Daop 2 bandung dengan rincian KA Commuter Line Bandung Raya sebanyak 46 KA, KA Walahar sebanyak 10 KA, KA Siliwangi 6 dan KA Feeder KCJB sebanyak 54, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA jelasnya, Selasa (12/11).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 2 Bandung, ada 73 titik pemantauan khusus. Oleh karena itu, di titik-titik tersebut telah dilakukan pemantauan. Daerah-daerah pemantauan khusus tersebar di sejumlah titik di antaranya,
23 Titik tanah labil meliputi:
KM 98+100 s.d 98+200 antara Stasiun Cibungur-Purwakarta
KM 110+200 s.d 112+700 antara Stasiun Ciganea-Sukatani
KM 123+400 s.d 127+500 antara Stasiun Ciganea-Sukatani
KM 147+300 s.d 149+600 antara Stasiun Sukatani-Cilame
KM 144+500 s.d 144+600 antara Stasiun Padalarang-Cimahi
KM 73+900 s.d 74+100 antara Stasiun Lampegan-Cibeber
KM 76+500 s.d 77+300 antara Stasiun Lampegan-Cibeber
KM 86+200 s.d 86+400 antara Stasiun Cibeber-Cianjur
KM 115+500 s.d 115+600 antara Stasiun Cipeuyeum-Cipatat
KM 105+900 s.d 106+000 antara Stasiun Cianjur-Ciranjang
KM 105+900/000 antara Stasiun Cianjur-Ciranjang
KM 0+400/500 antara Stasiun Cibatu-Pasirjengkol
KM 205+400/500 antara Stasiun Leles-Karangsari
KM 206+200/300 antara Stasiun Leles-Karangsari
KM 206+400/500 antara Stasiun Leles-Karangsari
KM 212+000/100 antara Stasiun Karangsari-Cibatu
KM 215+300/500 antara Stasiun Cibatu-Warungbandrek
KM 221+500/600 antara Stasiun Warungbandrek-Bumiwaluya
KM 227+300 s.d 228+600 antara Stasiun Warungbandrek-Bumiwaluya
KM 241+000/100 antara Stasiun Cipeundeuy-Cirahayu
KM 281+700/800 antara Stasiun Manonjaya-Ciamis
KM 282+500/600 antara Stasiun Manonjaya-Ciamis
KM 293+100/200 antara Stasiun Ciamis-Bojong
Terdapat pula 31 Titik daerah potensi longsor di antaranya:
KM 112+700 s.d 115+200 antara Stasiun Ciganea-Sukatani
KM 106+000 s.d 108+000 antara Stasiun Purwakarta-Ciganea
KM 131+700 s.d 132+700 antara Stasiun Plered-Cikadongdong
KM 133+000 s.d 135+100 antara Stasiun Cikadongdong-Rendeh
KM 137+800 s.d 142+900 antara Stasiun Rendeh-Maswati
KM 145+400 s/d 145+500 antara Stasiun Sasaksaat-Cilame
KM 150+000 s.d 152+600 antara Stasiun Sasaksaat-Cilame
KM 155+000 s.d 157+600 antara Stasiun Cilame-Padalarang
KM 91+200/300 antara Stasiun Cibeber-Cianjur
KM 117+000 s.d 117+100 antara Stasiun Cipeuyeum-Cipatat
KM 145+000 s.d 146+000 antara Stasiun Padalarang-Cimahi
KM 186+000 s.d 189+200 antara Stasiun Cicalengka-Nagreg
KM 192+400 s.d 194+800 antara Stasiun Nagreg-Lebakjero
KM 196+800 s.d 200+000 antara Stasiun Lebakjero-Leles
KM 211+100/300 antara Stasiun Karangsari-Cibatu
KM 228+100/600 antara Stasiun Warungbandrek-Bumiwaluya
KM 237+900/100 antara Stasiun Cipeundeuy-Cirahayu
KM 245+600 s.d 245+700 antara Stasiun Cirahayu-Ciawi
KM 218+000/100 antara Stasiun Cibatu-Warungbandrek
KM 231+000/100 antara Stasiun Bumiwaluya-Cipeundeuy
KM 236+300/400 antara Stasiun Cipeundeuy-Cirahayu
KM 238+400/500 antara Stasiun Cipeundeuy-Cirahayu
KM 244+000/100 antara Stasiun Cirahayu-Ciawi
KM 259+500/600 antara Stasiun Rajapolah-Indihiang
KM 261+000/400 antara Stasiun Rajapolah-Indihiang
KM 263+500/900 antara Stasiun Rajapolah-Indihiang
KM 276+200/570 antara Stasiun Tasikmalaya-Awipari
KM 283+900 s.d 284+050 antara Stasiun Manonjaya-Ciamis
KM 283+800 s.d 284+000 antara Stasiun Manonjaya-Ciamis
KM 303+100 s.d 303+300 antara Stasiun Bojong-Karangpucung
KM 302+800 s.d 303+200 antara Stasiun Bojong-Karangpucung
Selain itu, terdapat pula 9 titik potensi banjir yakni:
KM 92+900 s.d 93+000 antara Stasiun Cibungur-Purwakarta
KM 98+000 s.d 98+100 antara Stasiun Cibungur-Purwakarta
KM 94+900/000 antara Stasiun Cibeber-Cianjur
KM 150+600 s.d 150+900 antara Stasiun Cimindi-Andir
KM 167+800/900 antara Stasiun Kiaracondong-Cimekar
KM 178+300/600 antara Stasiun Haurpugur-Cicalengka
KM 202+600/000 antara Stasiun Leles-Karangsari
KM 255+500/800 antara Stasiun Ciawi-Rajapolah
KM 256+700/259+800 antara Stasiun Ciawi-Rajapolah
Terdapat pula 10 titik jembatan (Bangunan Hikmat) seperti:
KM 105+392 BH 337
KM 110+648 BH 355
KM 133+485 BH 471
KM 172+000/100 BH 784
KM 61+400/500 BH 346
KM 155+900/000 BH 734
KM 231+205 BH 1032
KM 233+031 BH 1040
KM 284+106 BH 1292
KM 243+683 BH 1087
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Daop Bandung untuk meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, diantaranya dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur ke luar rumija, membuat trucuk dari bambu dan penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah dan retaining wall, Sementara itu, Alat Material Untuk Siaga (AMUS) juga disiapkan di 14 titik yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta dan Cibungur. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya. Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.
Upaya antisipasi lainnya yaitu dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik Daerah Pemantauan Khusus (Dapsus) Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah potensi bencana. Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur Dapsus tersebut. Daop 2 Bandung menyiapkan Petugas Penilik Jalan (PPJ) dan petugas posko daerah pantauan khusus. Petugas dan perlengkapan tersebut disiagakan untuk mengamankan perjalanan KA di sepanjang lintas KA untuk memantau apabila terjadi kondisi yang dapat menghambat perjalanan KA.
“Transportasi dengan kereta api mengedepankan keselamatan dan pelayanan, sehingga upaya-upaya KAI untuk memitigasi gangguan di musim hujan ini merupakan salah satu layanan kami kepada masyarakat pengguna kereta api untuk mendukung konektivitas sehari-hari,” tutup Dicky.
Discussion about this post