MADANIACOID – Sebuah momentum global yang di inisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 5 Juni tahun 1972, yaitu Hari Lingkungan Hidup Sedunia. World Environtment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia, menjadi pengingat hari ini tentang krisis lingkungan bukanlah isu masa depan, tapi kenyataan.
Polusi plastik telah menjadi salah satu isu lingkungan paling mendesak di abad ke-21, lewat tema global “Ending Plastic Pollution” atau Hentikan Polusi Plastik. Ini sebuah seruan mendesak untuk mengatasi krisis sampah plastik yang mengancam ekosistem dan kesehatan manusia.
Karena setiap tahun, jutaan ton sampah plastik mencemari lautan, sungai, dan tanah. Telah membahayakan kehidupan satwa liar dan masuk ke dalam rantai makanan manusia. Di Indonesia sendiri, penggunaan plastik sekali pakai masih tinggi, memperparah kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Aksi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025
Menanggapi situasi ini, lewat situsnya Kementarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan kampanye nasional. Bertujuan membangun kesadaran kolektiif dan mendorong tindakan nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Berbagai kegiatan akan digelar di seluruh Indonesia, seperti aksi bersih-bersih pasar di Kabupaten Bandung, Bali, yang melibatkan usaha dan masyarakat setempat dalam upaya mengurangi sampah plastik di lingkungan pasar tradisional.
Masyarakat diajak untuk mengambil peran aktif dalam mengurangi polusi plastik melalui langkah-langkah sederhana, seperti:
- Menggunakan tas belanja kain atau anyaman saat belanja
- Membawa tumbler atau botol minum sendiri untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai
- Menghindari penggunaan sedotan dan peralatan makan plastik
- Mendaur ulang sampah plastik dan memilah sampah rumah tangga
Kebiasaan-kebiasaan ini, meskipun tampak kecil, dapat memberikan dampak besar. Karena satu aksi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia dapat membuat perubahan jika dilakukan bersama-sama.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 mengingatkan kita bahwa populasi plastik adalah masalah bersama yang membutuhkan solusi kolektif.
Melalui perubahan perilaku individu, dukungan terhadap kebijakan ramah lingkungan, dan partisipasi dalam kegiatan komunitas, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.***(Alifya Syifaa-ul Fathonah)











Discussion about this post