
Madania.co.id, Bandung – Salah satu pemikul jenazah pasien Covid-19, Farhan menanggapi polemik dugaan pungli yang dilakukan para relawan pemikul jenazah di TPU Cikadut, Kota Bandung.
Dia menegaskan, selama ini tidak menetapkan harga jasa pikul jenazah pasien Covid-19. Berapa pun bayaran ahli waris diterima olehnya, meskipun tak sedikit yang gratis.
“Uang dari ahli waris kita sisihkan jadi kalau di ahli waris ada yang ngasih sejuta, dibagi bagi untuk yang kerja 12 orang. Kita kasih Rp 30 ribu sama rata, sisanya kita simpan buat keperluan bersama seperti sepatu, APD, dan masker,” ujarnya di TPU Cikadut, Kamis (28/1/2021).
Harga satu APD, katanya, bisa Rp 80 ribu an. Idealnya, APD digunakan satu kali pakai, tapi bagi jasa pikul di Cikadut selama belum kotor masih akan tetap digunakan. Adapun, jika ada uang sisa dari ahli waris atau keluarga pasien, mereka gunakan untuk swab test.
“Kita liat hasil uang yang disisihkan itu ternyata lumayan juga buat swab test alhamdulillah sehat. Ada bantuan vitamin,” tuturnya.
Saat disinggung mengenai tarif harga jasa pikul jenazah yang mencapai Rp 2 juta, dia mengatakan, itu bukanlah harga dari para jasa pikul. “Kalo paling besar yang ngasih itu ada Rp 2 juta jadi dia juga ngasih bukan kita yang minta,” ujarnya.
Dia mengulang perkataan salah satu waris yang memberi Rp 2 juta. “Ini ada uang lebih saya minta bantuannya, udah selesai pemakaman pun si ibunya ngasih uang lagi, uang shalawat. Sekalian sama titip kucing, punya jenazah. Saat itu jenazah Covid-19 nya masih anak SMA,” katanya.
“Kita kasih tau caranya dan jalannya, kita mogok juga enggak bener-bener melepas gitu aja,” tandasnya. (sr)









Discussion about this post