madania.co.id – Saudaraku seiman,
Ada sebuah pepatah lama yang menyentil logika kita:
“Jangan cepat terbuai saat kucing menjilati kakimu, sebab bisa jadi bukan kasih yang ia berikan, melainkan ia hanya mengincar ikan di tanganmu.”
Demikian pula dalam kehidupan manusia:
“Jangan mudah terlena oleh sanjungan,
sebab bisa jadi bukan dirimu yang mereka puja, tetapi keuntungan yang mereka harap dari kuasamu.”
Tak jarang kita merasa bahwa teman sejati hanya ada ketika kita sedang berada di atas angin—di saat makanan melimpah di meja dan hidup terasa lapang. Namun ketika kita jatuh, kehilangan kekuasaan, atau tertimpa musibah, mereka perlahan menghilang, menjauh tanpa pamit.
Hal ini pun dialami oleh Thalhah, salah seorang sahabat Nabi.
Saat ia berada dalam kelimpahan, banyak sahabat mengelilinginya. Namun ketika ia diuji dengan kesulitan, mereka seolah tak lagi hadir. Tapi lihatlah bagaimana Thalhah memandang peristiwa itu dengan hati yang lapang.
Ia berkata: “Mereka hanya datang saat aku mampu menjamu. Namun ketika aku tidak sanggup, mereka memahaminya, dan karena itu mereka tidak datang.”
Subhanallah… Betapa indah sudut pandang ini.
Segala peristiwa dalam hidup bisa tampak baik atau buruk, tergantung dari cara kita memandangnya. Bila hati dipenuhi kebencian, maka segalanya tampak kelam.
Bahkan matahari yang menyinari pun akan dikeluhkan karena terlalu panas.
Begitu pula dalam rumah tangga. Pasangan hidup akan tampak cantik atau buruk, tergantung pada kejernihan hati yang memandangnya. Jika dilihat dengan cinta, kekurangan akan ditutupi, kesalahan akan dimaafkan. Tapi jika dipenuhi kebencian, maka hanya cela yang tampak, dan hanya luka yang terasa.
Orang yang hatinya dipenuhi kedengkian tidak akan pernah bahagia. Baginya, tidak ada satu pun manusia yang layak dikagumi, sebab semua tampak cacat di matanya.
Mari kita berdoa,
Semoga Allah SWT memenuhi hati kita dengan cinta, dan menjauhkan kita dari sifat hasad, iri, dan dengki. Aamiin. Salam hangat, #TebarkanSalam
Penulis : Iwan Setiawan
Discussion about this post