Oleh Karsidi Diningrat
Rasa sakit dan kepedihan yang dialami orang kafir ketika mati jauh lebih dahsyat dibandingkan yang dialami oleh orang mukmin, sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “’Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri dari ayat-ayat-Nya.’ (QS. Al-An’aam, 6: 93).
Pencabutan Ruh Orang Kafir
Dalam ayat lain disebutkan, “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata), ‘Rasakan olehmu siksa neraka yang membakar.” (QS. Al-Anfaal, 8: 50).
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa “orang kafir, maka ruhnya atau nyawanya akan dicabut secara kejam dan paksa, dimana tiba-tiba ekspresi wajahnya tampak seperti orang yang makan buah handhal (sejenis labu yang sangat pahit). Kemudian Malaikat maut datang dan duduk dekat kepalanya sambil berkata kepadanya, “Keluarlah wahai nyawa yang buruk (hina) dari tubuh yang kotor menemui murka dan kemarahan Allah!. Setelah itu terdengarlah erangan memilukan seperti ringkikan khimar (keledai), dan hal itu adalah karena Izra’il telah mencabutnya dengan membawa Malaikat Zabaniyah yang menampakkan dirinya dengan rupa sangat jelek dan mengerikan, berkulit hitam, berbau busuk dan menjijikkan, di tangannya terdapat lilitan rambut. Kemudian nyawa tersebut dimasukan ke dalam lilitan rambutnya, dan akan berubah menjadi bentuk manusia yang besar kecilnya sesuai dengan bersih tidaknya amal perbuatannya. Sesungguhnya postur mereka (orang-orang kafir) di akhirat nanti akan lebih besar daripada orang Mukmin.”
Dr. M. Abdul Qadir Abu Faris mengatakan, bahwa “Ruhnya lalu terpisah-pisah dalam jasadnya. Kemudian ruh itu keluar disertai putusnya urat dan otot sebagaimana penusuk daging dicabut dari pakaian bulu yang basah. Malaikat mengambilnya dan tidak membiarkannya sedetikpun berada di tangannya. Mereka langsung meletakkannya di dalam suatu wadah. Dan keluarlah darinya bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi. Mereka membawanya naik”.
Nyawa yang terlepas dari orang yang kufur ini akan naik sampai di permukaan langit dunia. Ketika Malaikat Jibril al-Amin akan mengetuk pintunya, dan ditanya, “Siapa Anda?” Ia menjawab, “Saya adalah Qayaayiil.” Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersama Anda, Ruh apa yang busuk ini? Ia menjawab, “Si Fulan bin Fulan, dengan sejejek-jelek namanya dan dengan segala apa yang paling dibenci ketika di dunia.”. Maka dikatakan kepadanya, “Tidak ada ucapan selamat datang.” Pintu langit pun tidak dibukakan untuknya.” Rasulullah lalu membaca, “… Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang yang berbuat kejahatan” (QS. Al-A’raaf, 7: 40).
Ketika Al-Amin mendengar ucapan seperti ini, maka ia langsung melemparkan ruh orang-orang kafir yang ada di tangannya, akhirnya jatuh melayang dibawa oleh angin ke tempat yang sangat jauh. Inilah arti dari firman Allah swt, ““Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka seakan-akan ia terjungkal dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj, 22: 31).
Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Azza wa Jalla lalu berfirman, ‘Catatlah buku catatan hamba-Ku dalam penjara di bumi paling bawah. Dan kembalikan dia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka darinya, dan ke dalamnya mereka dikembalikan dan darinya mereka dikeluarkan kedua kali!’ Rasulullah lalu membaca, “Lalu ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya.”
Alangkah hinanya apa yang menimpa pada orang-orang kafir. Apabila ia sampai di muka bumi, maka ia langsung digertak oleh Malaikat Zabaniyah dan diseret ke penjara, yang penjaranya adalah batu besar yang menjadi tempat tinggal orang yang kufur. Adapun orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka setelah sampai di Kursi mereka ditolak, dan kembalilah mereka ke kubur masing-masing. Adapun orang-orang musyrik, maka tidak bisa disaksikan sedikit pun, karena ruh mereka telah jatuh dan dibawa oleh angin. Sedangkan orang-orang munafik adalah seperti orang-orang kafir, mereka ditolak dengan dimurkai dan dikembalikan ke kubur mereka.”
Nikmat Kubur Bagi Orang Mukmin
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila diletakkan di dalam kuburnya, lalu teman-temannya berpaling meninggalkannya, sehingga ia mendengar suara terompah mereka, maka datanglah kedua Malaikat kepadanya yang langsung mendudukkannya. Lalu keduanya berkata kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang lelaki ini, yaitu Nabi Muhammad?” Adapun orang yang beriman dia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” Dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat tinggalmu di neraka, sekarang telah diganti oleh Allah menjadi tempat di surga”, lalu dia melihat kedua tempat tersebut, dan kuburnya diluaskan sebanyak tujuh puluh hasta, serta dipenuhi dengan berbagai macam tumbuhan yang hijau hingga hari berbangkit ….”. (HR. Bukhari & Muslim).
Hadis ini menceritakan tentang nikmat kubur bagi orang-orang Mukmin. Kelak semua orang akan menjalani pertanyaan kubur yang akan dilakukan oleh dua Malaikat. Adapun orang Mukmin, ia dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kedua Malaikat tersebut, setelah itu ia beroleh nikmat kubur, yaitu kuburnya diluaskan seraya memandang kepada kedudukannya kelak di surga dan di dalam kuburnya dipenuhi dengan pemandangan yang menyedapkan mata. Keadaan ini terus berlangsung baginya hingga hari berbangkit nanti.
Selanjutnya Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa, di antara ummat manusia ada yang tidak bisa menjawab pertanyaan Malaikat dengan jelas. Apabila akidahnya berganti-ganti maka ia akan kesulitan untuk mengatakan, “Allah Tuhanku,” dan ia akan mengucapkan kalimat lain, akhirnya kedua Malaikat itu akan memukulnya dengan pukulan yang bisa membakar kuburnya, kemudian selang beberapa hari api tersebut padam, kemudian terbakar lagi, terus menerus seperti itu hingga hari Kiamat”.
“Di antara mereka juga ada yang sulit menjawab, “Islam agamaku,” karena keraguan yang terus menerus menghantui atau karena ada fitnah yang terjadi di saat kematiannya, maka kedua Malaikat tersebut memukulnya dengan sekali pukulan yang dapat membakar kuburnya seperti orang sebelumnya.
“Di antara mereka juga ada orang yang sulit untuk menjawab, “Al-Qur’an sebagai suriteladanku,” karena ia membacanya, akan tetapi tidak mau mengambil nasihat darinya, tidak mau mengamalkan perintah-perintahnya dan tidak mau meninggalkan larangan-larangannya, sudah bertahun-tahun membacanya tapi tidak pernah mengambil nasihat untuk dirinya, maka ia diperlakukan seperti dua orang sebelumnya”.
“Dan di antara mereka ada yang sulit untuk menjawab, “Ka’bah adalah kiblatku,” karena kurang berhati-hatinya dalam mencari arah kiblat dalam shalatnya atau karena wudhunya tidak sah atau ketika shalat ia menoleh atau kurang dalam ruku’ dan sujudnya. Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang mengenakan pakaian yang haram”.
“Di antara mereka ada yang sulit untuk menjawab, “Ayahku adalah Ibrahim,” karena ia pernah mendengar pendapat yang mengklaim bahwa Ibrahim adalah Yahudi atau Nasrani, sehingga ia menjadi orang yang ragu, akhirnya diperlakukan seperti perlakuan yang diberikan oleh beberapa orang terdahulu.”
Azab Kubur bagi Orang Kafir
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “… Adapun orang kafir atau orang munafik, ditanyakan kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang lelaki ini (Nabi Muhammad)?” Dia menjawab, “Aku tidak mengetahui dan aku hanya mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang.” Lalu dikatakan kepadanya, “Kamu tidak mengetahui dan juga tidak pernah membaca.” Kemudian ia dipukul dengan gada besi sekali pukul di antara kedua telinganya, hingga ia menjerit kuat sekali, jeritannya terdengar oleh makhluk yang ada di sekitarnya kecuali manusia dan jin. Dan tempat kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang iganya berantakan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjelaskan azab kubur bagi orang kafir dan orang munafik, ia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kedua Malaikat itu, lalu kedua Malaikat tersebut memukul kepadanya dengan gada besi. Setiap kali Malaikat memukulnya, ia menjerit keras sekali yang jeritannya itu rerdengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia sebagai cobaan buat kedua jenis makhluk ini. Kemudian ia digencet oleh kuburnya hingga semua tulang iganya berantakan. Hal ini terus menerus dialaminya hingga hari berbangkit nanti.
Imam Al-Ghazali selanjutnya mengatakan, “adapun orang kafir, maka kedua Malaikat tersebut akan bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu?” Ia menjawab, “Aku tidak tahu.” Mereka berkata, “Engkau tidak tahu dan tidak kenal?” Kemudian mereka memukulnya dengan tongkat besi yang ada di tangannya sehingga menggoncangkan bumi sampai lapis ketujuh, kemudian bumi menghancurkannya sewaktu dalam kuburnya, kemudian mereka memukulnya lagi sebanyak tujuh kali.
Keadaan orang-orang kafir ini akan berbeda-beda, di antara mereka ada yang amalnya berubah menjadi anjing yang terus menggigitnya sampai tiba hari Kiamat. Mereka adalah orang-orang yang ragu akan kebenaran agama Allah. Ini adalah berbagai ragam bentuk perlakuan yang menimpa para penduduk alam kubur.”
Banyak hadits (khabar) yang menerangkan cerita-cerita tentang penduduk alam kubur, yang kesakitan dalam kuburnya. Cukup sebagai bukti tentang berita yang mengisahkan penduduk kubur sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw, “Mayit dalam kuburnya bisa disakiti sebagaimana orang yang hidup dalam rumahnya (sewaktu di dunia).” Wallahu a’lam bish-shawwab.***
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Wakil Ketua I Majelis Pendidikan Pengurus Besar Al-Washliyah.
Discussion about this post