Madania.co.id, Jakarta – Banjir yang terjadi di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menelan korban 1 orang meninggal dunia. Kejadian ini berlangsung, Senin (4/1), sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Tak hanya ada korban meninggal, tetapi juga lebih dari 200 KK mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe melaporkan bencana hidrometeorologi, berupa banjir dan tanah longsor, dipicu hujan dengan intensitas tinggi disertai kondisi tanah labil.
Wilayah terdampak teridentifikasi di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Tahuna, Kendahe, Maganitu, Maganitu Selatan, Tabukan Selatan Tengah, dan KecamatanTabukan Selatan Tenggara.
BPBD setempat mencatat banjir dan longsor berlangsung di Kecamatan Tahuna, Tabukan Selatan Tengah, dan Tabukan Selatan Tenggara, sedangkan longsor terjadi di Kecamatan Kendahe dan banjir di Manganitu Selatan.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati, dalam situs resmi BNPB, Rabu (6/1/2021),
Sebanyak 223 KK mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat terdekat. Sebagian korban terdampak teridentifikasi berada di Kecamatan Maganitu Selatan yang disebabkan banjir.
Selain korban jiwa, lanjut dia, bencana juga menyebabkan kerugian material berupa 223 unit rumah, 4 unit tempat ibadah dan 1 unit sekolah.
“Saat kejadian tinggi muka air antara 20 hingga 150 cm. BPBD setempat memantau genangan air berangsur surut. Beberapa kecamatan terdampak terdapat akses jalan yang tertutup material longsor,” katanya.
Merespons situasi darurat, BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe, menurut dia juga, berada di lokasi untuk melakukan pendataan.
Hasil kaji cepat menyebutkan, kebutuhan mendesak, antara lain logistik dan peralatan untuk pembersihan material yang terbawa banjir maupun longsor.
BPBD bersama TNI, Polri, aparat kecamatan, masyarakat serta pihak lainnya membantu membersihkan material longsor di akses jalan.
Bersama dengan Dinas Sosial setempat dan unsur aparat kecamatan, BPBD menyiapkan kebutuhan logistik dan distribusikannya ke warga yang mengungsi.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca yang terpantau melalui Info BMKG, beberapa kecamatan terdampak masih mengalami potensi hujan dengan intensitas ringan hingga dua hari ke depan.
Raditya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor atau angin kencang.(m)
Discussion about this post