Madania.co.id, Bandung – Direktur Utama Saung Angklung Udjo (SAU), Taufik Hidayat Udjo mengungkapkan, hampir seribu orang pegiat seni dan pengrajin yang tergabung dalam keluarga besar SAU dirumahkan sejak awal pandemi Covid-19.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut merupakan imbas dari berbagai regulasi yang diterapkan selama pandemi Covid-19. Seperti pembatasan pengunjung semenjak relaksasi sektor wisata diberikan pada pertengahan 2020 lalu.
“Tak kurang dari 90% atau 600-an orang komponen pegiat wisata di SAU yang bekerja secara langsung mulai dari Pelaku Seni Pertunjukan, Pengrajin Angklung dan Kru Pendukung yang tergabung dalam keluarga besar SAU telah dirumahkan sejak awal pandemik ini terjadi,” kata Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima Madania, Selasa (26/1/2021).
Jika dijumlah bersama para supplier dan pekerja acara lainnya bisa mencapai seribu orang yang terdampak. Menurutnya, setelah lebih dari 10 bulan pihaknya berupaya dan bertahan agar tidak tergerus, namun apa daya SAU pun mencapai batas daya tahan terakhirnya.
Taufik menuturkan, bulan Januari 2021 ini merupakan waktu penentuan bagaimana keberlangsungan SAU ini kedepannya, apakah ditutup total atau masih bisa bertahan di tengah gempuran Covid-19.
Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan replika perkampungan masyarakat Sunda. Terdapat beragam aktivitas seni budaya di dalamnya. Mulai dari pertunjukan musik bambu yang aktraktif dan dinamis, pagelaran kesenian khas Jawa Barat, hingga kegiatan pengrajin memproduksi barang kerajinan khas dan alat alat musik bambu, khususnya Angklung.
“Didirikan atas dasar kecintaan terhadap pelestarian seni budaya tradisional Indonesia oleh Almarhum Udjo Ngalagena beserta istri tercinta Uum Sumiati pada tahun 1966, kemudian dikembangkan oleh putra dan putrinya hingga saat ini,” ungkapnya.
Seiring dengan waktu Saung Angklung Udjo kini telah bertransformasi menjadi sebuah ikon wisata seni dan budaya yang tidak hanya dikenal di Bandung, Jawa Barat dan nasional bahkan sudah dikenal luas publik di mancanegara. Berbagai penghargaan telah disabet SAU, baik di tingkat nasional dan internasional termasuk meraih Best ASEAN Cultural Preservation Effort dalam ajang ASEANTA Awards 2016.
Tidak kurang dari 4 Benua dan ratusan negara pernah mengundang Saung Angklung Udjo untuk menampilkan seni budaya angklung sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
“Saat ini SAU menghadapi situasi yang sulit dan pelik dikala pandemic Covid19 ini belum juga berakhir, imbas yang menghantam hampir semua destinasi wisata dan SAU didalamnya membuat SAU tidak bisa berkutik menghadapi ini semua,” tandasnya. (sr)
Discussion about this post