
Madania.co.id, AS- Badan Peninjauan Hukum Harvard (Harvard Law Review) telah menunjuk seorang muslim keturunan Mesir-Amerika sebagai presiden barunya, yang menjadi presiden Muslim pertama dalam 134 tahun sejarah badan peninjauan tersebut.
Hal itu telah mengangkatnya ke puncak salah satu jurnal hukum AS paling bergengsi dan mendobrak salah satu peran yang paling didambakan untuk seorang mahasiswa hukum.
Dilansir About Islam (07/02/21), mahasiswa Harvard Law School, Hassaan Shahawy berharap pemilihannya bisa mewakili pengakuan akademisi hukum yang tumbuh akan pentingnya keragaman, dan menghormati tradisi hukum lainnya.
“Berasal dari komunitas yang secara rutin diejek dalam wacana publik Amerika, saya berharap ini bisa menunjukkan beberapa kemajuan, meski kecil dan hanya simbolis,” katanya kepada Reuters melalui email.
Shahawy (26) lulus dari Harvard pada 2016 dengan gelar History and Near Eastern Studies. Kemudian, melanjutkan kuliah di Universitas Oxford sebagai Sarjana Rhodes untuk mengejar gelar doktor dalam Studi Oriental dan belajar hukum Islam.
Dia telah aktif bekerja dengan populasi pengungsi dan reformasi peradilan pidana. Namun rencana kedepannya belum pasti, meskipun ia menyebut kemungkinan menjadi pengacara kepentingan publik atau bekerja di akademisi.
Seputar Harvard Law Review
Harvard Law Review merupakan tinjauan hukum yang diterbitkan oleh kelompok mahasiswa independen di Harvard Law School.
Menurut Journal Citation Reports, faktor dampak dari Harvard Law Review 2015 sebesar 4.979 menempatkan jurnal pertama dari 143 jurnal dalam kategori “Hukum”.
Di antara tokoh-tokoh hukum dan politik yang pernah bekerja di Harvard Law Review adalah termasuk mantan Presiden AS Barack Obama, sebagai presiden kulit hitam pertama jurnal tersebut pada 1990.
Tiga anggota Mahkamah Agung AS yang menjabat sebagai editor di Harvard Law Review, seperti almarhum Hakim Ruth Bader Ginsburg dan Antonin Scalia.
Peninjauan hukum dikelola oleh siswa terbaik di sekolah hukum AS, yang sering direkrut untuk menjadi juru tulis yudisial dan pekerjaan bergengsi lainnya dalam profesi tersebut.
Presiden wanita pertama dalam badan tersebut adalah Susan Estrich yang terpilih pada tahun 1977. Presiden lainnya adalah Latino, sebagai wanita kulit hitam pertama yang terpilih sebagai presiden pada tahun 2017.
Dan pada 2017 juga, Universitas Harvard menunjuk Khalil Abdur-Rashid, seorang profesor studi Islam di Southern Methodist University, sebagai ketua Muslim pertama yang memenuhi kebutuhan mahasiswa Muslimnya. (dzk)
Discussion about this post