Jakarta, madaniacoid — Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan kebijakan inklusif dan humanis bagi kelompok lanjut usia (lansia).
Melalui program Lanjut Usia Berdaya atau SIDAYA, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN berupaya menempatkan lansia sebagai subjek pembangunan—bukan sekadar objek perlindungan sosial.
Program ini menjadi bagian dari peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 yang digelar Selasa (3/6/2025) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Matahari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, menegaskan bahwa Indonesia kini memasuki fase penuaan penduduk yang tak bisa lagi diabaikan.
“Angka harapan hidup meningkat. Karena itu, program kelanjutusiaan harus mendapat perhatian luas,” ujar Wihaji. Rabu (4/6/2025)
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah lansia terus meningkat—dari 7,6 persen pada 2010 menjadi 9,8 persen pada 2020, lalu mencapai 12 persen pada 2023. Diperkirakan, pada 2045 saat Indonesia menyongsong masa keemasan, lansia akan mencapai 65,82 juta jiwa atau 20,31 persen dari total penduduk. Itu berarti, satu dari lima penduduk Indonesia adalah lansia.
Dari sisi demografi, 21 dari 38 provinsi kini telah masuk dalam kategori struktur penduduk tua. Rasio lansia tertinggi berada di DI Yogyakarta (16,28 persen), disusul Jawa Timur (16,02 persen), dan Jawa Tengah (15,46 persen).
Lansia Tidak Boleh Sendiri
Kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk memastikan bahwa lansia tidak terpinggirkan secara sosial maupun ekonomi. Banyak dari mereka hidup sendiri, dan sekitar 11 persen masih berada di bawah garis kemiskinan.
Bahkan, hampir 30 persen rumah tangga di Indonesia dihuni oleh lansia, dengan sebagian besar menjadi kepala rumah tangga.
SIDAYA hadir sebagai respons terhadap dinamika ini. Lima layanan utama yang ditawarkan antara lain: Kartu SIDAYA, pemeriksaan kesehatan rutin, pelatihan Perawatan Jangka Panjang (PJP) berbasis keluarga, Sekolah Lansia dalam Bina Keluarga Lansia, serta program Lansia Entrepreneur.
Wihaji juga mengumumkan rencana peluncuran Kartu Lansia Sehat pada peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) mendatang. Kartu ini akan memberikan fasilitas seperti layanan kesehatan gratis, diskon transportasi, hingga potongan harga wisata.
“Lansia berusia 60–65 tahun yang masih aktif secara fisik dan mental akan kita fasilitasi melalui program kewirausahaan,” katanya.
Momentum Menghargai Lansia
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Marullah Matali, yang turut hadir, mengungkapkan bahwa jumlah lansia di Jakarta sudah mencapai 10 persen dari total penduduk. Ini menunjukkan perlunya pendekatan strategis agar para lansia tetap produktif, aktif, dan merasa dihargai.
Sementara itu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Nopian Andusti, menambahkan bahwa HLUN menjadi titik penting dalam membangun kesadaran masyarakat bahwa lansia bukan beban, melainkan aset bangsa.
“Setiap fase kehidupan punya potensi, termasuk usia lanjut,” kata Menteri Wihaji menutup sambutannya.
SIDAYA tak hanya program teknis, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa negara hadir bahkan di senja kehidupan warganya.***
Discussion about this post