Madania.co.id, Bandung – Masyarakat dewasa ini dinilai akan lebih percaya pada media media atau pada video-video atau informasi yang tersebar dari media sosial ketimbang dari media konvensional atau media mainstream.
Hal itu terjadi, karena saat ini, semua orang bisa membuat konten dan bisa menceritakan apa yang ia dapatkan melalui internet. Meskipun tentunya validasi atas konten tersebut dirasa masih kurang bisa dipertanggungjawabkan.
Demikian diungkapkan Video Jurnalis NET TV, Anan Surya dalam talkshow virtual My Ilkom edisi ke-13 dengan mengangkat tema “Jurnalisme: Saat Realita Lapangan Tak Sesuai Idealisme,” Jum’at malam (7/1/22).
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream, kata Anan juga dipicu oleh media yang terkesan sudah berkubu-kubu dengan politik dan hal lainnya.
“Padahal media mainstream ini mempunyai tingkat tanggung jawab yang besar ketimbang media yang abal-abal atau informasi yang kurang jelas. Nah ini semua bisa terjadi karena maraknya digitalisasi dan internet semua orang tanpa batas bisa akses informasi,” tegas dia.
Tantangan Berat Media Mainstream
Anan menambahkan, di era digital ini menjadi tantangan bagi media, baik cetak, online mapun radio.
Kenapa? Karena menurut Anan, sekarang itu serba mudah untuk diakses, simple dan tidak ribet, tanpa harus menyalakan TV terlebih dahulu, tanpa beli koran dan lain-lain, sekarang cukup dengan membawa HP kita bisa melihat dan mendapatkan informasi mualai dari tulisan, foto bahkan video.
“Makanya tidak heran jika media-media saat ini juga ikut merambat pada digital seperti youtube,” ucapnya.
Dalam talkshow tersebut, Anan juga menyinggung soal dengan digitalisasi saat ini tidak mengenal waktu untuk memberitakan suatu peristiwa.
“Misal ada gempa yang terjadi pada malam hari, itu tidak bisa diberitakan ke esokannya, karena bakal keburu terberitakan oleh media lain, makanya kecepatan di era saat ini hampir menjadi prioritas demi mendapat trending,” paparnya.
Karena itu, lanjut Anam, wartawan sekarang bila ada peristiwa terjadi di waktu istirahat, juga bisa memberitakan.
Jangan Hanya Mengejar Kecepatan
Hal senada juga disampaikan Dosen Ilkom UIN Bandung, yang juga Ketua Prodi Ilmu Jurnalistik, Dr. Enjang Muhaemin, M.Ag.
Menurut dia, memang benar media saat ini dituntut mengedepankan kecepatan, tapi kecepatan juga sejatinya harus diiringi dengan ketepatan data dan fakta.
“Kalau media saat ini tidak mengedepankan kecepatan, media akan mati, terlindas oleh media yang lain. Selain itu masyarakat milenial saat ini, lebih suka berita yang singkat-singkat, lebih senang melihat tayangan yang pendek-pendek,” jelas Enjang.
Jadi, tambah Enjang, media juga memang terpengaruh oleh kebutuhan pasar. Bukan hanya media yang mempengaruhi masyarakat, tapi masyarakat juga mempengaruhi bagaimana media itu memproduksi.
“Media mainstream tentunya akan tetap bertahan, bila saja mampu mengikuti perkembangan zaman dengan tetap melakukan inovasi yang sesuai kebutuhan pasar,” jelas Enjang.
Talk show interaktif ini berakhir pukul 20.45 WIB. Korps Protokoler Mahasiswa Jurusan (KPMJ) Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai penyelenggara.
Talk show rutin dwimingguan ini dilakukan setiap jumat malam pukul 19.45 WIB. Acara yang diperuntukkan bagi umum ini, bukan hanya bagi dosen, dan mahassiswa, tetapi juga terbuka bagi masyarakat.***
Discussion about this post