Bandung, madania.co.id – Tangis Tama tak terdengar, tapi dunia maya bersuara lantang. Bayi orangutan yang masih belia itu tersandera.
Pagi kelabu di Bandung Zoo, Rabu (6/8), menyisakan luka tak kasat mata. Oknum dari Taman Safari Indonesia (TSI) bersama aparat berseragam menyerbu kawasan konservasi itu, menyita kunci-kunci kandang, bahkan ruang karantina.
Tama, yang dikenal sebagai anak asuh Wali Kota Bandung Farhan, ikut terjebak dalam ruang isolasi.
Tanpa makanan, tanpa air sejak pagi. Nyawa Tama—dan banyak satwa lain—tergantung pada nurani yang hilang pagi itu.
“Semua kunci dibawa, termasuk ruang karantina tempat Tama berada. Petugas kami terpaksa membongkar paksa ruangan itu agar Tama bisa diselamatkan,” ujar Sulhan Syafe’i, Humas Bandung Zoo dengan suara berat dikutip Kamis, (7/8)
Video Tama yang terabaikan menyebar cepat di media sosial. Di tengah ruang karantina yang sunyi, tubuh mungilnya terlihat lemas, tak bersuara.
Ia menjadi simbol betapa adab dan kepedulian bisa runtuh secepat satu langkah sepatu menyerbu gerbang.
Sulhan menggambarkan situasi mencekam pagi itu. Bukan hanya fasilitas yang dirampas, tapi juga ketenangan hidup para satwa yang selama ini dirawat dengan kasih.
“Kami tidak sedang menjaga properti, kami sedang menjaga kehidupan. Tapi mereka masuk tanpa empati,” ujarnya lirih.
Tama tak bisa bicara. Tapi tubuhnya yang kecil itu kini memikul beban besar: simbol dari kebrutalan yang membungkam nilai etika, sejarah, dan kemanusiaan.
Discussion about this post