Madania.co.id,Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus dipacu untuk pemenuhan kedelai domestik ke depannya agar dapat dipenuhi secara mandiri.
Pasalnya, kebutuhan kedelai setiap tahun makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi.
Kondisi itu menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar.
“Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan,” kata Menteri seusai Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta embelian kedelai nasional di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, awal pekan ini.
“Masalah kedelai yang ada adalah masalah global sehingga membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika dan itu juga yang kita rasakan di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini di Argentina misalnya juga terjadi polemik polemik terkait produksi kedelai,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kementan fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri.
Produksi kedelai dalam negeri, menurut dia,harus bisa bersaing baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan mengenergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
“Hari ini adalah kami sudah bertemu dengan jajaran Kementan dan juga melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari Kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai nasional kita lebih cepat,” katanya.
Tentu, ia akui, dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integtator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan.
“Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat,” ujarnya.
Tingginya Ketergantungan Impor
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi, menambahkan faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan.
Waktu transport impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu.
Menurut Suwandi, dampak pandemi covid 19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor.
Peluang ini, katanya, dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.
“Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani,” katanya.(m)
Discussion about this post