madaniacoid,– Seni cetak grafis kontemporer sudah jadi collectible item karena kelangkaannya di medan seni rupa kontemporer global dengan kehadiran NFT (Non-Fungible Token) sebagai platform baru pada seni grafis digital? Tentu saja tidak demikian. Seni cetak grafis kontemporer dengan teknik manual secara fisik justru makin kuat posisi tawarnya di dalam medan seni rupa kontemporer global saat ini.
ArtSociates secara serius mewujudkan komitmen dalam mendukung perkembangan seni cetak grafis Indonesia melalui berbagai program sejak tahun 2022; menyelenggarakan pameran-penghargaan seni cetak grafis “Tarung Grafis” (2022); menjalin kerja sama dengan studio grafis Habben Drucken di kota Bandung, dengan ahli cetak (master print) Roim, dan Devfto Print Institut di Ubud-Bali bersama ahli cetak (master print) Devy Ferdianto, untuk program residensi seniman.
ArtSociates juga berharap dapat membuka distribusi maupun apresiasi lebih luas dalam perkembangan seni cetak grafis Indonesia yang terkini; memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang medium ini, sehingga dapat membuka peluang tumbuhnya komunitas penggemar seni cetak grafis, baik sebagai seniman, penikmat, maupun kolektor karya-karya seni cetak grafis kekinian.
Kerjasama ArtSociates dengan studio grafis Habben Drucken dan Devfto Print Institut diwujudkan dengan pelaksanaan program residensi seniman pada tahun 2022; memilih 10 (sepuluh) seniman untuk diberi kesempatan untuk mempelajari serta menyempurnakan pelbagai teknik karya seni cetak grafis yang sudah dimiliki oleh seniman. Para seniman pilihan itu adalah: Etza Meisyara, Yogie Ginanjar dan M. Akbar, Beatrix H, Chandra Rosselini, Deni Rahman, Maharani Mancanagara, Mujahidin Nurrahman, Nyoman Wijaya, Erik Rifky. Mereka menggunakan berbagai teknik cetak grafis, antara lain: teknik-foto cetak dalam (photo intaglio), teknik cetak saring (screenprint), teknik cukil kayu (woodcut), teknik cetak lino (linocut), dan teknik cetak datar/litografi (litography).
Setelah menimbang karya-karya luar biasa dari para seniman terpilih setelah mereka menyelesaikan program residensi seniman. Maka, ArtSociates menggelar pameran seni cetak grafis The Mirror of Print: Exploring Identity and Representation through Contemporary Printmaking untuk memamerkan karya seni cetak grafis para seniman tersebut di atas di Lawangwangi galeri mulai tanggal 17 Maret sampai 6 Mei 2023.
“Pameran ini merupakan komitmen ArtSociates untuk memajukan apresiasi seni grafis kontemporer kepada masyarakat luas saat ini, setelah kami menyelenggarakan pameran ‘Tarung Grafis’ di tahun lalu di galeri ini dengan melibatkan seniman dari Yogyakarta, Bandung dan Bali,” ujar Andonowati, Direktur ArtSociates, di Lawangwangi galeri, Bandung, pada Jumat 17 Maret 2023
Sudjud Dartanto, kurator pameran The Mirror of Print: Exploring Identity and Representation through Contemporary Printmaking, menyatakan, bahwa, selain mempertimbangkan identitas seni cetak grafis dengan kekhasan mediumnya (medium specificity), intensi kurasi ini juga kiranya dapat dibicarakan dalam kuasi seni kontemporer yang memungkinkan seni cetak grafis dapat dimengerti sebagai media representasi atas berbagai kompleksitas wacana identitas.
Devy Ferdianto, master print di Devfto Print Institut, mengungkapkan proses residensi para seniman terpilih itu sangat menarik dan membuka kemungkinan tantangan baru di wilayah eksplorasi artistik juga teknik grafis tertentu.
Pecinta seni dan masyarakat luas dapat mengapresiasi karya seni cetak grafis kontemporer untuk melihat pengetahuan – pengetahuan seni yang eksploratif dengan ciri khas bahasa rupa yang jadi identitas artistik senimannnya melalui pameran di Lawangwangi galeri ini.
“Bagi khalayak umum, kurasi ini mengundang Anda untuk merefleksikan peran seni dalam membentuk pemahaman kita tentang kompleksitas wacana identitas dan representasi, dan secara khusus untuk medan seni, kurasi ini berharap dapat menginspirasi cara pandang baru mengenai kompleksitas wacana identitas dan representasi dalam seni cetak kontemporer,” pungkas Sudjud Dartanto, Lawangwangi-ArtSociates, Bandung, Jumat (15/3) siang.
Sebelum pameran ini, seniman asal Prancis, Laurent Millet, sudah memajang karyanya di perhelatan Bandung Photo Triennale dan pameran lainnya di Titik Dua, Ubud-Bali. Seniman-seniman lain dari tanah air maupun dari mancanegara akan mengikuti program residensi seniman di seni grafis kontemporer di bulan-bulan selanjutnya sepanjang tahun 2023. ***
Discussion about this post