MADANIACOID.– Gedung Dewi Asri, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung bakal menjadi saksi bisu kembalinya kelompok musik asal Kota Bandung ‘Saratuspersen.
Kelompok musik yang sempat vakum lebih dari satu dasa warsa ini pada 5 Januari 2023 kembali akan meramaikan dunia musik Indonesia, khususnya Kota Bandung.
“wake Up ! “ Saratuspersen berteriak kembali diawal Tahun 2023 akan tampil berbeda saat saratuspersen mencari jati diri pada saat awal berdirinya” ujar Iwan Darwiansyah Iwenk saat jumpa persnya di Bandung, Senin, 2 Januari 2023.
“Pada mentasan perdana ini, kami akan tampil lebih dewasa dan saratuspersen tidak mengajak penonton jingkrak-jingkrak” imbuhnya..
“Kami ingin para penonton bisa menikmati musik saratuspersen di kursi penonton. Cukup bergoyang di tempat saja,” tegas Iwenk.
Dia menjelaskan konser ini memilki konsep miniconcert Saratuspersen Combo Harmonic yang akan dibagi menjadi dua sesi yakni sesi Instrumental dan sesi vocal.
“Diawali dengan “launching Video Klip Kampus Biru” dan dalam gelaran ini kami akan menyajikan pertunjukan musik yang diarrange sebagain sajian musik Intimate dan berkolaborasi dengan musik string section, Quartet Ide Out serta musik angklung yang sedang viral saat ini, ” ujarnya.
Intinya kata Iwan pada pergelaran kali ini, saratuspersen akan merepackaging album-album terdahulu yang telah direkam dalam mini album.
Beberapa karyanya sudah terangkum dalam: mini album “sundanese in bali” – album “sound of orang kampung” – album kompilasi “Persib” – album kompilasi “The Rought Guide Undiscover World” London (15 negara) – album kompilasi “World Music & Dance “ Jepang (10 negara) – single “Kau”.
Iwenk juga menyebutkan, jika ticket miniconcert saratuspersen sudah habis semua.
“Kami buka di instagram, dalam dua hari ticket habia diburu penggemar. Karena tempat yang terbatas, kami hanya menydiakan 250 ticket” ujarnya.
“Untuk mendapatkannya cukup menjadi followers saratuspersen, melakukan DM pemesanan tocket. Alhamdulillah dalam dua hari sold out,” tambahnya.
Nama “saratuspersen” adalah nama dalam bahasa Sunda, yang dalam bahasa Indonesia sama dengan seratuspersen atau one hundred percent dalam bahasa Inggris.
Nama tersebut diambil dengan dasar filosofis konsep totalitas. Kelompok world music saratuspersen awal didirikan pada 15 Desember 1999, oleh 2 mahasiswa di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung yang dimotori oleh Rusli ‘uli’ Kustaman dan Airik Luqman (tatooz).
Seiring berjalannya waktu tepatnya tanggal 1 September 2001 dan sampai kini saratuspersen memiliki jumlah personil sebanyak 12 orang: Rusli Kustaman (drum), Airik Luqkmanul Hakim (bass), Muhamad Iman Ipo (kendang), Iwan Darwiansyah Iwenk (djembe – vocal ) Ganjar Purnama (percussion) Uman Stya (pamade2), Ihwanudin Togar (pamade1), Vio Kharisma.(***)
Discussion about this post