MADANIACOID,– Rektor USB YPKP, Dr. Didin Saepudin mengatakan sebagai Institusi yang melahirkan calon intelek dituntut untuk dapat berperan aktif dalam mengatasi persoalan lingkungan ketahanan pangan.
“Persoalan ini tidak hanya menjadi isu lokal atau nasional saja tapi sudah menjadi persoalan global” Ujar Didin dalam kegiatan Ngobrol Pintar Lingkungan dan Ketahanan Pangan di Kampus USB YPK, Jalan PHH Mustafa Bandung, Kamis, 27 Oktober 2022.
Menurutnya, persoalan ketahanan lingkungan dan ketahanan pangan bukan hanya menjadi bagian persoalan yang harus diselesaikan oleh pemerintah semata tapi juga berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi (PT).
“Kolaborasi dengan berbagai instansi tentu akan memberikan kepecayaan bagi kaum muda, dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan lingkungan, bukan hanya di tingkat nasional tapi juga dalam skala internasional,” Tegasnya.
Persoalan lingkungan dan ketahanan pangan, ujarnya, saat ini telah menjadi persoalan global yang kaitannya dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Menurutnya, persoalan ketahanan pangan dan lingkungan khususnya terkait dengan masalah pemanasan global, yakni dengan pengurangan emisi gas.
“Kegiatan seminar ini tentu akan bermakna bagi kampus khususya berkaitan dengan program yang sejalan dengan program kampus,” ujarnya.
Didin Saepudin menambahkan, salah satu program pelestarian lingkungan yang dilaksanakan oleh USB YPKP adalah terkait dengan program citarum harum yang di dalamnya termasuk edukasi dan pemberdayaan masayarakat serta riset dan pengembangan.
“Peran perguruan tinggi bisa masuk di berbagai program tersebut sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi. Dengan kegiatan ini kita bisa berkontribusi setidaknya dalam skala regional Jawa Barat,” tegasnya.
Keterlibatan perguruan tinggi, ungkapnya, minimal dalam upaya memberikan infromasi mengenai apa saja yang harus dilakukan terkait dengan ketahanan pangan dan lingkungan.
“Sehingga persoalan ketahanan pangan dan lingkungan bukan hanya menjadi bagian dari persoalan yang harus diselalusaikan oleh beberapa pihak saja, namun juga termasuk di dalamnya perguruan tinggi dengan melibatkan generasi muda,”tegasnya.
Lebih jauh ia juga menambahkan, program pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan telah menjadi bagian dari program pembelajaran di perguruan tinggi.
“Salah satunya yakni adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dan kaitannya dengan kurikulum, yakni dengan memasukan sejumlah aspek berkaitan dengan ketahanan pangan dan lingkungan pada kurikulum pendidikan,” tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, melalui progran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berupa program magang di berbagai instansi pemerintah, juga dilakukan terkait dengan ketahanan pangan.
“Ada 4 aspek yang ditetakkan dalam program MBKM terkait ketahanan pangan yakni, global food security yakni keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keberlanjutan,” jelasnya.
Pihak kampus, lanjut Dr. Didin Saepudin bisa masuk untuk mnencari persoalan sekaligus solusi atas persoalan tersbut.
“keterjangkauan ini berkaitan dengan riset harga, ketersediaan berkaitan dengan supply chain, begitu juga dengan kualitas, jadi cukup banyak yang bisa digali terkait dengan MBKM untuk program ini,” pungkasnya.***
Discussion about this post