Madania.co.id, Bandung – Menyelesaikan permasalahan sampah merupakan salah satu visi Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, di samping banjir dan kemacetan. Ia turut mendorong bagi kewilayah lain untuk menduplikasi Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik yang sudah memanfaatkan sampah menjadi hasil yang bermanfaat.
Oded sempat meninjau Kelurahan Sukamisikin di RW 01, 02, 06, dan RW 17. Dia melihat kolam lele, urban farming, maggot, dan pengelolaan sampah organik menjadi makanan ayam.
Setiap wilayah memiliki cara pengelolaan sendiri. Bahkan di RW 17, terdapat kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele maupun nila. Oded turut mengapresiasi kawasan tersebut. Pasalnya warga sudah mandiri, mampu mengelola sampah sampai menjadi bermanfaat.
“Kelurahan disini sebagai percontohan KBS dengan konsep Kangpisman. Bukan hanya itu, ‘waste to food’ juga di sini sudah diterapkan,” ujarnya di laman Humas Kota Bandung, Jumat (30/1/2021).
Oded yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani menilai, warga sudah mampu menerapkan bimbingan dari dinas terkait dengan baik. Contohnya, di RW 01 memiiki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPSP) yang dipimpin oleh RW 01, Wawan Setiawan.
“Pengelolaannya bagus, sampah anorganik dimanfaatkan. Organik apalagi, bisa jadi pakan ayam,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Oded juga mengunjungi RW 17, bersama Danramil 1810/AAM Bandung, Kapten (Inf) Kingrad serta Wakapolsek Arcamanik Polrestabes Bandung, AKP Wartama. Di kawasan RW 17 yang merupakan RW pemekaran di Kelurahan Arcamanik ini, memiliki kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele dan nila.
“Potensi di sini ada kolam yang dibangun pada tahun 2017. Alhamdulilah warganya memberdayakan dengan konsep kolam terapung. Ini terus dimanfaatkan agar warga lebih sejahtera,” katanya.
“Saya apresiasi, RW 17 ini RW bungsu pemekaran. RW ini punya potensi yang mampu berbagi ke RW yang lain. Kalau butuh maggot bisa diberikan, kalau RW lain butuh apa, itu saling membantu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua RW 17, Muaf menyampaikan, hasil panen lele nantinya bisa dijual dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. “Panen tahap 1 itu sekitar 8.000 ekor lele. kalau dijual kita sudah kerja sama dengan pengusaha distributor. Tapi jika warga ingin beli juga bisa,” kata Muaf.
Ia mengungkapkan, wilayahnya mampu menumbuhkan ekonomi sekaligus meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat. “Mudah-mudahan bisa menumbuhkan ekonomi juga sosialnya. Kalau sosial bisa saling berbagi dan kebahagiaan warga,” jelasnya. (sr)
Discussion about this post