MADANIACOID – Nyamuk Wolbachia dalam 2 pekan terakhir ini menjadi topik hangat perbincangan dan mengundang pro dan kontra atas penyebarannya disejumlah wilayah Indoesia di termasuk di Jawa Barat.
Terkait dengan hal tersebut, bertempat di SMK Nasional Bandung sejumlah tokoh masyarakat hadie dalam diskusi pro kontra nyamuk Wolbachia.
Audience yang mengikuti acara itupun tampak menyimak dengan antusias presentasi para pemateri. Kelompok ibu-ibu PKK Sadang Serang, aktivis lingkungan dan sejumlah elemen masyarakat juga ikut hadir.
Pada penghujung acara tersebut dilakukan deklarasi menolak penyebaran nyamuk Wolbachia di Bandung dan Jawa Barat.
Para pembicara seperti mantan Menkes, Siti Fadilah Supari, Kun Wardana (pemerhati dan ilmuwan artificial inteligen), dan pembicara lainnya juga ikut dalam deklarasi tersebut.
Hadir juga Ari Mulia Subagja, ketua majelis adat sunda yang ikut menolak metode yang dilaksanakan pemerintah untuk menekan DBD tersebut. Ari menegaskan ia akan mengajak elemen lain untuk menolak kebijakan pemerintah itu.
“Ini sama saja membunuh warga masyarakat Jawa Barat. Karena nyamuk ini dalam jangka panjang berdampak buruk untuk kita” . Kami yakin apa yang diungkapkan dalam diskusi hari ini benar adanya. Banyak dampak yang tidak diungkapkan pemerintah dalam penyebaran nyamuk ini. Pemerintah hanya mengatakan program ini baik untuk menekan DBD.
Kami akan mendatangi DPRD Jawa Barat dan pemerintah serta pengambil keputusan lain untuk membatalkan penyebaran nyamuk ini.
Menurut Kun Wardana, di Singapura disebarkan tahun 2016, lalu di tahun 2020 DBD nya tertinggi. Kemudian di Srilanka juga pada tahun 2018, saat ini jumlah nyamuk dan kasus DBD sangat tidak terkendali.
Sementara Mantan Menkes Siti Fadilah Supari mengungkapkan bahwa proyek nyamuk Wolbachia ini semestinya tidak dilaksanakan di Indonesia. “Masa rakyat kita mau dijadikan eksperimen “. Padahal banyak hal dari penelitian ini yang belum terungkap faktanya di lapangan. Harusnya pemerintah berpikir lebih jernih.
Membatalkan proyek ini akan jauh lebih baik, karena yang akan jadi korban tetap rakyat Indonesia. Harusnya Kita lebih nasionalis untuk melaksanakan program kesehatan.
Dalam kesempatan yang sama, Retno Wulandari selaku ketua yayasan superconnection inovasi insani menyatakan program diskusi ini untuk mencerdaskan anak bangsa, sejalan dengan arah program pembelajaran di SMK Nasional yang kami bina.***
Discussion about this post