Jenewa, madania.co.id – PT Bio Farma (Persero) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan kesehatan global melalui alih teknologi dan kemitraan strategis dalam produksi vaksin skala besar. Komitmen tersebut disampaikan dalam ajang World Health Assembly (WHA) ke-78 di Jenewa, Swiss, Selasa (21/5/2025).
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, mengatakan, pihaknya terus berperan aktif dalam penguatan sistem kesehatan global melalui transfer teknologi dan pengembangan kapasitas produksi vaksin. Hal itu disampaikan Shadiq dalam sesi diskusi bertajuk Driving Health Transformation: Promoting Healthy Lives and Wellbeing for All.
“Bio Farma telah menjadi bagian penting dalam sejarah kesehatan publik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global. Kami memproduksi 75 persen vaksin polio dunia dan telah mendistribusikan lebih dari 2 miliar dosis vaksin nOPV2 ke lebih dari 40 negara melalui UNICEF,” ujar Shadiq. Senin (2/6/2025)
Bio Farma mencatat sejumlah keberhasilan kerja sama internasional, termasuk kemitraan dengan Jepang sejak 1990-an dalam transfer teknologi vaksin polio. Selain itu, kerja sama dengan MSD menghasilkan vaksin HPV lokal “Nusagard” yang mendukung program imunisasi nasional dan target eliminasi kanker serviks pada 2030.
Pada masa pandemi COVID-19, Bio Farma menjadi pusat produksi vaksin regional. Bersama Baylor College of Medicine, perusahaan ini mengembangkan vaksin COVID-19 secara lokal.
Kini, Bio Farma tengah membangun infrastruktur teknologi vaksin masa depan, termasuk platform vektor virus dan mRNA. Pengembangan ini merupakan bagian dari inisiatif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperluas transfer teknologi secara global.
“Kami percaya keberhasilan jangka panjang hanya bisa dicapai melalui kemitraan berbasis saling percaya, alih teknologi, dan penguatan kapasitas. Dari pengalaman ini, kami siap menjadi mitra strategis global dalam mewujudkan akses vaksin yang merata,” kata Shadiq.
Bio Farma berharap pertemuan internasional ini dapat membuka peluang kolaborasi lebih luas antara pemerintah, lembaga internasional, sektor swasta, dan organisasi pembangunan, guna menciptakan sistem kesehatan dunia yang lebih tangguh, responsif, dan inklusif.***











Discussion about this post