BANDUNG,madania.co.id — Setelah dua bulan berturut-turut mencatatkan inflasi cukup tinggi, Provinsi Jawa Barat kembali mengalami deflasi pada Mei 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat, inflasi bulanan atau month to month (mtm) berada pada angka minus 0,32 persen. Komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah menjadi penekan utama laju inflasi.
Plt Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, mengungkapkan bahwa deflasi ini turut meredam tekanan inflasi secara tahunan. Inflasi year to date (ytd) tercatat sebesar 0,98 persen dan year on year (yoy) sebesar 1,47 persen.
“Cabai rawit menyumbang andil deflasi terbesar sebesar 0,12 persen, disusul bawang merah 0,10 persen, serta cabai merah 0,07 persen,” ujar Darwis dalam paparan Berita Resmi Statistik di Kantor BPS Jawa Barat, Senin (2/6/2025).
Selain itu, daging ayam ras dan bawang putih masing-masing juga memberikan andil deflasi 0,04 dan 0,03 persen. Namun demikian, beberapa komoditas masih mencatatkan inflasi, seperti tomat (0,04 persen), emas perhiasan (0,02 persen), dan tarif pulsa ponsel (0,02 persen).
Pengeluaran Turun, Kota Bekasi Catat Deflasi Tertinggi
Secara kelompok pengeluaran, terdapat tiga kelompok yang mengalami deflasi: makanan, minuman, dan tembakau (-1,14 persen); transportasi (-0,25 persen); serta perlengkapan rumah tangga (-0,01 persen).
Di sisi lain, kelompok jasa keuangan naik 0,29 persen, kelompok kesehatan naik 0,07 persen, dan kelompok penyedia makanan/minuman naik 0,04 persen.
Seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami deflasi bulanan, dengan Kota Bekasi menjadi yang tertinggi yakni 0,46 persen. Disusul Kabupaten Bandung (0,37 persen) dan Kota Tasikmalaya (0,01 persen). Adapun inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kota Sukabumi (2,73 persen), sedangkan yang terendah di Kota Cirebon (0,98 persen).
NTP Petani Menurun, Harga Beras Naik
Meski harga konsumen menurun, petani menghadapi tekanan. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Mei 2025 turun 0,14 persen menjadi 111,87. Penurunan terutama terjadi pada subsektor hortikultura (-3,53 persen) dan perikanan (-0,50 persen), terutama pembudidaya ikan.
Sejalan dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) juga menurun 0,48 persen. Penurunan ini dipicu turunnya indeks harga diterima petani dan naiknya indeks biaya produksi.
Kenaikan justru terjadi pada harga beras di penggilingan, yang naik 0,46 persen secara bulanan dan 6,02 persen secara tahunan. Harga rata-rata beras premium mencapai Rp13.146 dan beras medium Rp12.747 per kilogram.***
Wisata dan Transportasi Tumbuh Signifikan
Sektor pariwisata Jawa Barat menunjukkan geliat signifikan. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk lewat Bandara Kertajati pada April 2025 meningkat 27,48 persen dibandingkan Maret, dengan dominasi asal Tiongkok.
Sementara itu, kunjungan warga negara asing (WNA) melalui Stasiun Whoosh melonjak 86,11 persen menjadi 11.954 orang. Hingga April 2025, total kunjungan WNA melalui Whoosh mencapai 55.125 orang, naik hampir 83 persen dari tahun sebelumnya.
Perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) juga meningkat tajam. Berdasarkan Mobile Positioning Data, terdapat 22,52 juta perjalanan wisnus selama April, naik hampir 50 persen dari Maret. Wilayah Bodebek dan Bandung Raya menjadi tujuan utama.
Lonjakan wisata juga meningkatkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel menjadi 38,07 persen. Hotel bintang lima di Kabupaten Bandung mencatat TPK tertinggi sebesar 65,88 persen, sedangkan hotel bintang empat di Pangandaran bahkan menembus 92,15 persen.
Ekspor Turun, Neraca Perdagangan Masih Surplus
Sementara itu, nilai ekspor Jawa Barat pada April 2025 turun 10,76 persen dibanding Maret, menjadi 2,76 miliar dollar AS. Meski demikian, ekspor secara tahunan naik 10,34 persen, dan neraca perdagangan periode Januari–April 2025 tetap surplus sebesar 8,10 miliar dollar AS.
Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar, diikuti Filipina dan Jepang. Sementara itu, impor justru naik 6,68 persen pada April, mencapai 1,04 miliar dollar AS. Impor masih didominasi bahan baku dan barang modal, dengan Tiongkok menjadi negara sumber utama.











Discussion about this post