MADANIACOID – Beras merupakan sumber makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Beras tentunya sudah tidak asing bagi kehidupan kita sehari-hari. Namun, masih saja banyak orang yang keliru dalam mencuci beras. Ternyata berapa kali kita mencuci beras memiliki pengaruh terhadap kandungan gizi yang terdapat di dalamnya.
Karbohidrat yang terkandung dalam beras merupakan sumber energi bagi manusia. Selain sebagai sumber karbohidrat, beras sebenarnya memiliki banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin B1, B2, B3, B6, mangan, fosfor, zat besi, dan serat.
Kandungan gizi tersebut banyak yang bersifat larut air sehingga ketika kita mencuci beras, vitamin dan mineral tersebut akan ikut terlarut dengan air. Untuk menjaga nilai gizinya, lebih baik beras dicuci tidak lebih dari 2 kali.
Penelitian di Universitas Sriwijaya berjudul Pengaruh Pencucian Terhadap Zat Gizi Beras menunjukkan bahwa frekuensi mencuci, metode pencucian, dan interkasi keduanya berpengaruh nyata terhadap kadar air beras, tapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu beras. Beras dengan frekuensi pencucian 2x dan metode air mengalir merupakan perlakuan terbaik.
Banyak yang berpendapat mencuci beras 1 dan 2 kali membuat nasi menjadi cepat basi. Untuk menghindari hal tersebut, dapat kita lakukan dengan memasak nasi 2 kali dalam sehari. Hal ini berguna agar nasi yang kita santap tetap bergizi.
Bagaimana dengan mencuci beras berkali-kali?
Banyak juga yang mencuci beras berkali-kali karena takut akan pemutih yang terdapat dalam beras. Kandungan pemutih dalam beras disebut dengan klorin. Klorin memiliki sifat larut dalam air, maka cara terbaik untuk mengurangi kadar klorin dalam beras adalah dengan melakukan pencucian berulang-ulang pada beras.
Hasil penelitian di Poltekkes Kemenkes Pontianak pada 2017 membuktikan bahwa semakin banyak dicuci, kandungan klorin juga semakin berkurang. Proses mencuci beras 1 atau 2 kali masih meninggalkan banyak klorin pada beras. Sedangkan, mencuci beras sampai 3 kali mengurangi banyak klorin yang terkandung di dalamya.
Tetapi kebiasaan mencuci beras sampai berulang kali juga tidak baik dari segi kandungan gizinya. Berapa kali kita mencuci beras berpengaruh dengan kandungan zat gizi dalam beras. Karena sudah pasti banyak juga zat gizi yang hilang bersama air cucian beras.
Untuk itu penting bagi kita membedakan beras yang mengandung pemutih berbahaya (klorin) dengan beras alami. Beras yang mengandung klorin memiliki warna putih bersih lebih mengkilap, licin, tercium bau kimia, dan ketika dicuci, airnya akan terlihat bening. Untuk menghilangkan kandungan klorinnya, kita harus mencuci beras berkali-kali meskipun warna air cucian sudah bening sejak awal.***(Anisa Pabelia)
Discussion about this post