MADANIACOID – Zaidul Akbar dalam postingan Instagramnya @zaidulakbar membagikan sedikit cerita mengenai dirinya yang ditanya oleh orang tua yang anaknya kejang.
- Zaidul Akbar memberikan saran kepada mereka ini itu berupa terapi dan nutrisi yang bisa diberikan.
Setelah beliau menyampaikan saran itu yang sifatnya lebih ke fisik, orang tua tersebut kemudian berkonsultasi juga dengan seorang ustadz yang juga seorang pakar ruqyah.
Saran dari pakar ruqyah itu tidak banyak, hanya menyarankan untuk meruqyah sang ibu. Sebab modek sakit seperti ini biasanya ada kaitannya dengan emosi orang tua.
“Dan memang benar, banyak lupa kalau bayi tidak mampu berkomunikasi secara lisan dan verbal ke orang tuanya, tapi bayi berkomunikasi melalui perasaan atau batin yang dia rasakan dari perasaan orang tua,” ujar dr. Zaidul Akbar.
Jika emosi orang tua bermasalah dan terjadi terus-menerus, maka akan sang bayi akan terkena imbasnya berupa penyakit atau kondisi tertentu.
- Zaidul Akbar berkata bahwa pernah mendapati kasus seperti ini juga. Seorang ibu yang sangat amat mencemaskan kondisi bayinya dengan agak berlebihan tentunya, sang ibu itu pun diruqyah dan tidak lama kejang anak kemudian jadi berhenti.
Kecemasan itu sama dengan ibu yang sedang bertanya sekarang. Sang bayi mendapat dampak dari efek ibu tersebut terlalu cemas yang berlebihan.
Sang bayi pun mendapatkan warisan waswas tersebut yang efeknya menjadi penyakit.
Dalam Islam, diberi pagar syariat-syariat dengan hal-hal yang seperti ini, agar emosi tidak jadi suatu masalah dan membuat penyakit, bahkan emosi yang positif sekalipun seperti bahagia.
Maka bahagialah sewajarnya, cemas sewajarnya, hingga sedih pun sewajarnya.
“Gunakan dua batasan supaya tidak berlebihan dalam bersikap, batas atasnya adalah syukur, serta batas bawahnya adalah sabar,” ujar dr. Zaidul Akbar.
Discussion about this post