Madania.co.id – Padjajaran merupakan Kerajaan Hindu yang pernah menguasai tanah Sunda. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh raja bijak dan penuh karisma, Prabu Siliwangi.
Sang prabu yang merupakan raja pada kerajaan padjajaran juga dikenal sakti mandraguna, memiliki banyak pasukan tidak hanya dari kaum manusia, melainkan juga dari bangsa gaib. Salah satu pasukan gaib yang populer hingga saat ini yaitu maung bodas atau macan putih. Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id
Simbol maung yang melekat dalam alam pikiran masyarakat Sunda lebih kuat dengan adanya legenda nga-hyang atau menghilangnya Prabu Siliwangi di hutan Sancang. Ketika sang Prabu dikejar bala tentara Islam dari Kerajaan Banten dan Cirebon.
Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah dengan anak cucunya yang telah memeluk Islam. Peristiwa ini mengisyaratkan mulai masuknya pengaruh Islam di tatar Sunda.
Dalam legenda ini juga disebutkan sebelum benar-benar menghilang, Prabu Siliwangi meninggalkan pesan atau amanat kepada para pengikutnya. Salah satu bunyi wangsit yang populer di kalangan masyarakat Sunda:
“Lamun aing geus euweuh marengan sira, tuh deuleu tingkah polah maung.” (Kalau aku sudah tidak menemanimu, lihat saja tingkah laku harimau).
Wangsit, yang bagi sebagian masyarakat Sunda itu sarat dengan filosofi kehidupan, menjadi semacam keyakinan bahwa Prabu Siliwangi telah bermetamorfosa menjadi maung (macan) setelah tapadrawa (bertapa hingga akhir hidup) di hutan belantara.
Selain itu, wangsit tersebut juga menjadi pedoman hidup bagi sebagian orang Sunda yang menganggap sifat-sifat maung seperti pemberani dan tegas, namun sangat menyayangi keluarga sebagai lelaku yang harus dijalani dalam kehidupan nyata.
Tapi bagi masyarakat di sekitar hutan Sancang, kisah ini bisa menjadi Kearifan lokal. Menurut masyarakat di sekitar hutan, bila ada pengunjung yang berperilaku buruk dan merusak kondisi ekologis hutan, maka ia akan “berhadapan” dengan macan putih yang tak lain adalah Prabu Siliwangi.
“Maung Sancang” dianggap “maung kajajaden”. Harimau jadi-jadian. Tidak pernah muncul sembarang waktu. Namun dapat “dipanggil” melalui mediasi “kayu kaboa”. Sejenis kayu bakau yang banyak tumbuh di pantai Hutan Sancang.
Terutama di muara Sungai Cipareang. Menurut kepercayaan, jika kayu kaboa dibakar, maka akan muncul harimau Sancang.
(Anisa Fitriani)
Discussion about this post