Madania.co.id, Bandung – Vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) akan dimulai pada hari Kamis, tanggal 14 Januari 2021. Tenaga kesehatan atau nakes di tujuh kabupaten dan kota di Jabar akan menjadi prioritas penerima vaksin.
“Yang pertama disuntik nanti diawali pejabat dan tokoh masyarakat selanjutnya para nakes. Tujuannya untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu memang aman dan halal,” ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad dalam Rakor Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan PED, Divisi Komunikasi Publik, Peubahan Perilaku dan Penegakan Aturan Satgas Penanganan Covid-19 Daerah Jabar, secara virtual, Selasa (12/1/2021).
Selanjutnya, kata Daud, di Jabar vaksinasi tahap pertama akan diprioritaskan bagi SDM tenaga kesehatan terutama di tujuh daerah prioritas. Antara lain Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.
Terkait kesiapan vaksin, ia menyebutkan Jabar sudah menerima kiriman lebih dari 97 ribu dosis untuk dua kali penyuntikan atau diperuntukan bagi sekitar 49 ribu orang penerima. Vaksin itu rencananya hari ini dan besok akan dikirimkan ke cold storage tiap-tiap kabupaten dan kota di Jabar, khususnya tujuh daerah tersebut.
“Terkait kesiapan, Jabar sekarang sudah siap 1.400 vaksinator terlatih dan 9.500 sedang berjalan sedang dilatih. Ada 1.094 puskesmas dan 67 rumah sakit, ditambah lokasi yang disiapkan TNI/Polri,” tegasnya.
Jabar sendiri menurutnya akan mempercepat proses vaksinasi jika vaksin tersedia dengan cukup. Disisi lain, ia berharap masyarakat tidak menjadi lemah dalam upaya menjaga protokol kesehatan.
“Kini tidak lagi 3M tapi sudah 5M, ditambah menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Sebab setelah divaksin pertama harus menunggu 14 hari untuk vaksin kedua. Saya berharap masyarakat tidak melakukan penolakan,” tegasnya.
Untuk itu ia meminta kepada satgas untuk kembali turun kemasyarakat memberikan himbauan dan informasi terkait vaksinasi. Menurut Daud, peramg melawan Covid-19 bukan hanya pada kesiapan vasilitas dan SDM kesehatan, tapi disipilinmenjalankan protokol kesehatan. (tgh)
Discussion about this post