MADANIACOID – Gangguan makan atau lebih dikenal eating disorder merupakan gangguan mental yang berhubungan dengan pola makan dan berat badan. Pada umumnya penderita eating disorder adalah mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah. Mereka biasanya memiliki obsesi terhadap makanan, berat badan, atau bentuk tubuh. Ayo kenali jenis eating disorder dengan menyimak artikel ini!
Dalam beberapa kasus, gangguan makan dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Faktanya, gangguan makan adalah salah satu penyakit mental paling mematikan.
Gangguan makan yang paling umum ada 6 jenis. Mari kenali jenis eating disorder sebagai berikut dilansir dari Healthline:
1. Anorexia Nervosa
Kemungkinan gangguan makan anoreksia nervosa adalah yang paling terkenal. Umumnya berkembang selama masa remaja atau dewasa muda. Cenderung terjadi pada wanita dibanding pria.
Mereka umumnya menganggap dirinya kelebihan berat badan, meskipun mereka sangat kurus. Penderita gangguan makan ini biasanya cenderung terus memantau berat badan, menghindari makanan jenis tertentu, dan sangat membatasi asupan kalori.
Tanda dan gejala anorexia nervosa, yaitu sering merasa gelisah terkait berat badan, tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut, khawatir berlebih terhadap asupan kalori, lemah, letih, lesu, kulit kusam, tidak mau dan menolak makan di depan umum, dan nafas pendek.
2. Bulimia nervosa
Gangguan pola makan yang ditandai dengan usaha untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa yang telah dimakan sebelumnya atau mengonsumsi obat pencahar. Orang dengan bulimia sering makan dalam jumlah besar yang tidak biasa dalam jangka waktu tertentu.
Akibat bulimia nervosa yaitu iritasi kerongkongan, pengikisan email gigi akibat sering muntah, kadar kalium rendah dalam darah, pembengkakan kelenjar ludah, ketidakseimbangan cairan tubuh, terganggunya proses pencernaan akibat obat pencahar, dan gigi sensitif terhadap panas atau dingin.
3. Binge eating disorder
Binge eating disorder atau gangguan makan berlebihan adalah bentuk gangguan makan paling umum dan salah satu penyakit kronis di kalangan remaja. Biasanya terjadi pada masa remaja dan dewasa awal, meskipun dapat berkembang di kemudian hari.
Mereka biasanya makan dalam jumlah besar yang tidak biasa dalam waktu relatif singkat dan tidak bisa mengontrol saat sedang makan. Penderita gangguan makan ini tidak membatasi kalori atau menggunakan perilaku pembersihan, seperti muntah atau olahraga berlebihan.
4. Pica
Pica adalah gangguan makan yang menyebabkan seseorang memakan hal yang tidak dianggap makanan dan tidak memberikan nilai gizi. Penderita pica mendambakan zat non-makanan seperti es, kotoran, tanah, kapur, sabun, kertas, rambut, kain, wol, kerikil, deterjen, atau tepung maizena.
Pica dapat terjadi pada orang dewasa, anak-anak, dan remaja. Umumnya terjadi pada seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu termasuk cacat intelektual, seperti gangguan spektrum autisme, dan kondisi kesehatan mental seperti skizofrenia
5. Rumination disorder
Suatu kondisi di mana seseorang memuntahkan makanan yang sebelumnya telah dikunyah dan ditelan, dikunyah kembali, dan kemudian ditelan kembali atau dimuntahkan. Biasanya terjadi dalam 30 menit pertama setelah makan.
Gangguan ini dapat berkembang selama masa bayi, masa kanak-kanak, atau dewasa. Pada bayi, ia cenderung berkembang antara usia 3 dan 12 bulan dan sering menghilang dengan sendirinya. Anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi tersebut biasanya memerlukan terapi untuk mengatasinya.
6. Avoidant/restrictive food intake disorder
Avoidan atau gangguan asupan menghindari makanan merupakan gangguan makan yang menyebabkan seseorang kurang makan. Individu dengan gangguan ini mengalami gangguan makan karena kurangnya minat untuk makan atau tidak menyukai bau, rasa, warna, tekstur, atau suhu tertentu.
Anda tidak perlu khawatir, terdapat beberapa cara untuk mencegah gangguan makan. Beberapa tips berikut bisa Anda lakukan untuk mencegah eating disorder, yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri, bersikap realistis, jangan mudah percaya pada media tentang bentuk dan berat badan ideal, jalin komunikasi yang baik diantara keluarga dan teman, serta rajin berkonsultasi pada dokter dan ahli gizi.***(Anisa Pabelia)
Discussion about this post