
Madania.co.id, Prancis- Organisasi Muslim Prancis pada Selasa (23/02) mengecam keras vandalisme terhadap masjid yang sedang dibangun di Strasbourg dengan coretan Islamofobia.
Kata-kata “No to Islam, go back to your village”, yang berarti “Tidak untuk Islam, kembali ke desa Anda” dicoretkan di pagar Masjid Sultan Eyyub.
Dilansir Anadolu Agency (23/02/21), masjid yang masih dalam proses pembangunan itu akan menjadi tempat ibadah Muslim terbesar di Eropa.
Dalam sebuah pernyataan video, kelompok yang mengawasi pembangunan masjid, Konfederasi Islam Milli Gorus (CIMG) menyatakan kekecewaannya atas sikap Islamofobia dan rasis tersebut.
“Tidak ada kerusakan material (dalam insiden ini), tetapi simbolismenya kuat,” kata sebuah tweet resmi masjid itu.
“Bagaimanapun, insiden ini mencerminkan iklim rusak yang dialami Prancis saat ini. Memang, meremehkan ucapan yang menargetkan Muslim dalam wacana media akan merendahkan musuh yang hidup bersama,” tambahnya.
Seorang pria berusia 21 tahun yang ditahan oleh polisi mengaku telah melakukan vandalisme itu, kata kantor kejaksaan Strasbourg, lapor harian Prancis Derniers Nouvelles d’Alsace (DNA).
Dia dibebaskan sebelum aksi berikutnya setelah mengaku bersalah, kata laporan itu. Sementara motif atau maksud di balik vandalisme tersebut masih belum diketahui.
CIMG mengatakan dalam beberapa pekan terakhir telah menerima beberapa pesan ancaman, namun gagal ditanggapi oleh pihak berwenang.
Vandalisme baru-baru ini mendapat kecaman luas oleh badan-badan nasional seperti Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM) dan Persatuan Masjid (UMF).
Masjid Agung Strasbourg mengatakan tindakan kebencian dan intoleransi yang hina ini “bertujuan untuk memecah belah komunitas nasional dan mengadu domba komunitas agama satu sama lain, sementara mereka hidup dalam harmoni yang sempurna.” (dzk)
Discussion about this post