Madania.co.id, Bandung – Asisten III Pemkab Bandung, H. Erick Juriara, akan brtkoordinasi dengan bagian aset terkait permohonan ambulan dari kelurahan.
Ha itu ia sampaikan seusai pertemuan dengan Komisi A DPRD Kabupaten Bandung, Jum’at (30/7).
Ia akan mengupayakan agar permohonan itu dapat terealisasi.
Dia meminta pihak kelurahan mengajukan permohonan kebutuhannya itu kepada Pemkab Bandung untuk ditindaklanjuti.
Ia berharap permhonan teesebut segera disetujui dan diserahkan kepada pihak kelurahan untuk dimanfaatkan dalam memberikan pelayanan kepada warganya.
Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung H. Tedi Surahman, meminta, jangan bicara masalah otonomi daerah atau yang lainnya, karena baik desa maupun kelurahan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Apalagi, lanjutnya, di masa pandemi covid-19 ambulan sangat dibutuhkan kelurahan.
“Jadi tidak usah menunggu lama untuk direalisasikan, sebab mobil-mobil yang ada di pemkab dan tidak digunakan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan ambulan,” kata legislator PKS ini
Ia mensmbahkan, semua anggaran kelurahan itu tergantung dari kecamatan tidak berdiri sendiri.
“Untuk pelayanan saja harus mengandalkan kecamatan. Demikian juga dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) hanya mendapatkan biaya oprasional, sementara puskesos
tidak ada anggarannya sama sekali,” ujar dia.
Beda dengan desa. Yang menurutnya penyelengaraan anggarannya dikelola sendiri, baik itu dari dana desa maupun anggaran dana desa.
Sehingga , katanya kebutuhan pelayanan masyarakatnya bisa terpenuhi.
“Jangan sampai 10 Kelurahan di Kabupaten Bandung merasa termarjinalkan dengan permasalahan tersebut. Kalau pun membutuhkan mobil itu semata-mata untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sama dengan desa,” ujarnya.
Justru 10 kelurahan itu, menurut dia, bisa menjadi prioritas dalam sarana prasarana yang harus lebih lengkap dan bisa menjadi lebih baik, karena statusnya ada di bawah kendali pemerintah langsung.
Ia prihatin sangat prihatin terhadap kelurahan, karena di masa pandemi covid- 19 tidak memiliki ambulan dan bergantung kepada dinas atau desa.
“Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan tidak maksimal, sehingga timbul kecemburuan sosial kelurahan terhadap desa,” katanya.(m)
Discussion about this post