MADANIACOID – Tedak siten adalah prosesi adat Jawa yang diselenggarakan saat seorang anak pertama kali belajar menginjak kaki ke tanah. Tedhak artinya turun dan sitèn artinya tanah. Upacara adat ini biasanya dilakukan saat anak berusia 7 atau 8 bulan.
Tedak siten telah dilaksanakn secara turun-temurun sejak zaman animisme dan dinamisme. Dalam penyebaran Islam di tanah Jawa, para wali tidak menghilangkan atau mengganti suatu kebudayaan maupun tradisi setempat. Justru mereka memasukan nilai-nilai Islam ke dalam budaya atau tradisi setempat sehingga Islam mudah diterima. Tradisi tedak siten mengandung makna silaturahmi yang merupakan salah satu kewajiban umat Islam.
Orang tua Jawa saat ini masih sering menerapkan prosesi adat tedak siten. Salah satunya Atta-Aurel yang turut melaksanakan tedak siten saat Ameena menginjak usia 7 bulan.
“Tedak Siten anak kami tercinta Ameena Hanna Nur Atta. Agama & Budaya yang mengajarkan sopan menghargai orang lain, berdoa yang baik, berbagi & pemurah kepada sesama. Proud to be Indonesia,” tulis Atta dalam akun Instagram pribadinya @attahalilintar, Senin (26/9/2022).
Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada bumi tempat anak belajar menginjak kaki. Secara umum, tedak siten bertujuan untuk mengajarkan anak perihal konsep kemandirian, tanggung jawab, ketangguhan, dan kedermawanan.
Terdapat 7 prosesi dalam upacara adat tedak siten. Rangkaian acaranya, yaitu membersihkan kaki, injak tanah, berjalan melewati tujuh wadah, tangga tebu wulung, kurungan, memberikan uang, dan melepas ayam.
Berdasarkan penelitian Wahano (2021) terdapat ajaran Islam dalam rangkaian acara Tedak Siten, yaitu:
1. Bersyukur
Tedak siten memiliki tujuan pokok sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya berupa kelahiran sang anak. Sesuai dengan ajaran agama Islam berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim:
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” [HR. Muslim no.7692].
2. Berdoa
Proses ini adalah pengharapan orang tua kepada Allah SWT supaya anaknya menjadi insan yang berilmu, ahli agama, dan bermanfaat bagi agama dan bangsa. Doa merupakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT sebagaimana firmannya dalam QS. Al-Mu’min: 60.
“Dan Tuhanmu berfirman,“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Makna doa dalam tradisi tedak siten adalah agar ketika anak tumbuh dewasa melakukan segala sesuatu dengan niat hanya kepada Allah SWT.
3. Sedekah
Pada rangkaian akhir acara, ada acara pemotongan tumpeng dan pembagian kepada para tamu undangan .Tedak siten mengandung ajaran Islam tentang anjuran dan keutamaan sedekah. Sebagaimana Hadis Imam Muslim:
“Telah menceritakan kepada kami Aun bin Sallam Al Kufi Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Mu’awiyah Al Ju’fi dari Abu Ishaq dari Abdullah bin Ma’qil dari Adi bin Abu Hatim ia berkata; Saya mendengar Nabi SAW bersabda, “Siapa di antara kalian yang mampu melindungi dirinya dari api neraka meskipun dengan setengah biji kurma, maka hendaklah ia melakukannya.” [HR. Muslim No. 1016].
Tidak semua tadisi berkontradiksi dengan ajaran agama Islam. Agama Islam membutuhkan tradisi dalam penyampaian ajarannya sebagai alat agar tersampaikan pada masyarakat. Dengan demikian, ajaran agama Islam akan lebih mudah dipahami oleh penganutnya.***(Anisa Pabelia)
Discussion about this post